/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Bagaimana Aku Harus Sabar?

Published On: 21.06.00 By : Unknown In : ,



Nabi Musa as. adalah nabi yang nama dan kisah dakwahnya paling banyak ditemukan dalam Alquran. Salah satunya diceritakan dalam surat Al-Kahfi, surat yang didalamnya terdapat pertengahan Alquran.
Di surat tersebut, Musa as. dikisahkan bertemu dengan seorang hamba Allah—yang oleh sebagian mufassir disebut sebagai seorang nabi—bernama Khidhr as. Pertemuan keduanya dikisahkan oleh Allah pada ayat ke 65.


“Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami.”


Rahmat pada ayat ini adalah wahyu dan kenabian beliau, sedangkan yang dimaksud dengan ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan Nabi Khidhr as. tentang kisah yang diterangkan di beberapa ayat berikutnya.
Kita tahu yang terjadi selanjutnya, Nabi Musa as. meminta agar diizinkan untuk mengikuti Nabi Khidhr as. agar beroleh ilmu dari beliau. Khidhr mengatakan bahwa Musa tak akan sanggup bersabar bila berjalan dengannya. Lalu Musa berjanji dan Khidhr menyanggupi.

Maka berjalanlah mereka. Ketika Khidhr merusak sebuah kapal, Musa langsung protes.


“Sungguh engkau telah berbuat kesalahan yang besar.” (QS. Al-Kahfi: 71)


Khidhr mengingatkan apa yang sudah diwanti-wanti di awal, bahwa Musa tak akan mampu bersabar dengannya. Begitu seterusnya, hingga Musa kembali memprotes tindakan Khidhr sebanyak tiga kali. Setelah itu, Khidhr menjelaskan tentang apa yang dilakukannya, bahwa semua tindakan itu ada hikmahnya.
Kisah ini menarik untuk dicermati sebab mengajarkan kita tentang arti kesabaran. Jawaban yang diberikan Khidhr ketika Musa meminta ikut serta dalam perjalanannya memberikan kita kunci untuk bagaimana seharusnya bersabar.


“Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (QS. Al-Kahfi: 67)


Inilah kunci kesabaran. Bahwa kita harus punya pemahaman yang cukup tentang apa yang sedang kita hadapi. Nabi Musa as. tidak paham ada seorang bajak laut yang akan merompak setiap kapal yang ditemuinya di laut. Musa juga tidak tahu bahwa orang tua dari anak yang dibunuh Khidhr adalah muslim. Musa juga tidak menyadari di bawah rumah yang dindingnya hampir roboh di sebuah kota terdapat harta warisan untuk anak yatim penghuni rumah itu. Wajar saja jika Musa as. protes atas tindakan Khidhr yang aneh. Beliau tidak tahu perkara itu secara mendetil. Karenanya, beliau tak sabar melihat tindakan Nabi Khidhr as.

Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali ketika sesuatu berjalan di luar keinginan, kita langsung mencak-mencak kepada siapapun yang kita anggap melakukan kesalahan. Lalu ketika mendapat penjelasan yang cukup, kita merasa malu telah marah-marah tetapi juga segan untuk meminta maaf.

Atau ketika doa kita belum jua terkabul, kita lantas menyerah dan “meninggalkan” Allah. Padahal, bisa saja beberapa menit lagi Allah mewujudkan apa yang kita idamkan. Tapi memang kita seringkali tersungkur di menit-menit akhir.

Karenanya, kenalilah setiap masalah dengan baik sebelum memutuskan tindakan yang akan diambil.

Sebelum memarahi orang lain, pahami terlebih dulu sebab-sebab sesuatu yang tidak mengenakkan hati terjadi.

Sebelum berhenti berharap, bertahanlah beberapa saat lagi saja. Mungkin Allah swt. memang sengaja menguji kesabaranmu.

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com