SekolahMurabbi.com - Unit
Pengembangan Program Pendamping Mata Kuliah Agama Islam (UP3AI) Universitas
Syiah Kuala merupakan program akademik dalam bentuk pendampingan kepada seluruh
mahasiswa baru Universitas Syiah Kuala selama 2 semester sebagai prasyarat
untuk dapat mengambil mata kuliah Agama Islam. Dengan kata lain, Jika Program
UP3AI ini tidak lulus maka mata kuliah Agama Islam juga tidak akan lulus.
Program
UP3AI ini terdiri dari 3 paket yaitu Program Iqra’ (belajar baca Al-quran),
kemudian program Praktek Ibadah (tata shalat wajib dan sunnah, thaharah dan
tahyiz mayit) dan Program Mentoring. Dalam UP3AI ini juga diadakan diskusi-diskusi
agama serta pemberian materi agama sesuai dengan silabus yang telah ditetapkan
oleh pengurus UP3AI. Materi-materi agama disampaikan oleh mentor yang diambil
dari kalangan mahasiswa yang juga mendapat pembinaan dari ustadz. Sehingga
mentor punya bekal untuk mengajar santrinya baik program iqra’, praktek ibadah
dan mentoring. Dan UP3AI ini dibuat per kelompok. Dan setiap kelompok dibuat
sekitar 10-12 0rang. Hal ini sangat membantu keefektifan dalam proses belajar
mengajar.
Program UP3AI ini mendapat dukungan penuh dari civitas akademika Universitas Syiah Kuala terutama pimpinan kampus Jantong Hatee Rakyat Aceh yang dalam hal ini rektor universitas Syiah Kuala bapak Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng. Beliau menyampaikan bahwa, alumni Unsyiah harus mampu membaca Al-Qur’an dan mengerti sedikit banyaknya ilmu agama, termasuk tata krama dan akhlak sehingga bisa menjadi contoh ditengah-tengah masyarakat setelah dilepas dan mengabdi ditengah-tengah masyarakat. (Sumber : Suara Darusssalam – Edisi II – Oktober 2013).
Di berbagai kesempatan lain, pidato rektor mengajak mahasiswa untun setiap kegiatan kemahasiswaan yang selalu
mengungkapkan karakter, norma dan etika mahasiswa yang perlu diperbaiki.
Saya
sebagai mahasiswa Universitas Syiah Kuala yang tercatat sebagai salah satu
mentor pada program UP3AI ini merasa punya tangung jawab yang lebih besar.
Selain terus berbenah untuk memperbaiki diri sendiri, kita juga mempunyai
tanggung jawab atas moral mahasiswa Unsyiah pada umumnya dan santri yang kita
bina yaitu mahasiswa baru pada khususnya. Karena tugas seorang mentor bukan
hanya menyalurkan atau mentransfer ilmu kepada santrinya. Seorang mentor juga harus
bisa menjadi seorang abang/kakak yang mempunyai tanggung jawab kepada karakter
adik-adiknya, sebagai orang tua yang
mempunyai tanggung jawab terhadap karakter dan moral anak-anaknya, dan sebagai
guru yang mempunyai tanggung jawab terhadap karakter murud-muridnya.
Melihat fenomena karakter dan moral
mahasiswa saat ini yang sebagian kurang peduli terhadap pengetahuan agama dan
kurang peduli terhadap sosial masyarakat, maka saya sebagai mahasiswa dan juga
sebagai warga negara Indonesia mengharapkan program-program seperti UP3AI
sangat dibutuhkan dalam pendidikan Indonesia mulai dari Pendidikan Dasar, Menengah,
sampai perguruan tinggi. Sehingga mahasiswa Indonesia diharapkan mengerti moral
dan etika serta bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena
pembinaan karakter melalui pendampingan membuahkan hasil yang lebih baik dari
pada hanya mendapatkannya di dalam ruangan kelas.
Ada
beberapa alasan yang membuat saya berharap program ini bisa diterapkan dalam
sistem pendidikan di Indonesia. Diantaranya adalah sebagai berikut :
- Indonesia saat ini merupakan negara yang krisis moral sehingga sangat dibutuhkan masyarakat dan pemimpin yang bermoral dan berkarakater. (Sumber : SINDONEWS.COM – 14 Maret 2014)
- Saat ini Indonesia termasuk negara Darurat Pendidikan Karakter. Dan saya yakin program sejenis UP3AI merupakan bagian dari pendidikan karakter.
- Meski merupakan negara yang mayoritas muslim terbesar di dunia, Namun hanya 0,5 % umat Islam di Indonesia yang mampu membaca Al-Quran dengan baik (Sumber : republika.co.id – 16 Juni 2016).
- Dilihat secara kuantitatif, porsi pendidikan agama di sekolah memang hanya 3 jam untuk SD dan 2 jam untuk SMP dan SMA /K, dengan tuntutan pencapaian standar kompentensi lulusan yang ditetapkan dalam Permen Diknas Nomor 23 Tahun 2006 (Sumber : Permen Diknas No. 23 Tahun 2006). Menurut saya ini masih belum cukup dalam mempelajari Ilmu Agama lebih banyak.
Itulah
beberapa alasan saya sehingga berharap program sejenis UP3AI diterapkan dalam
pendidikan untuk mewujudkan masyarkat Indonesia yang mempunyai karakter.
Apalagi kita melihat visi Indonesia tahun 2045 yang bertepatan 100 tahun atau 1
abad kemerdekaan Indonesia adalah Indonesia menjadi negara maju, kuat, mandiri, adil dan sejahtera. Semua visi
Indonesia diatas bisa di capai jika mahasiswa atau pelajar saat ini sebagai
generasi penerus pemegang pucuk pimpinan dan calon pengambil kebijakan pada
negeri ini dibekali dengan pendidikan karakter.
Saya berharap pada tahun 2045, masyarakat Indonesia mempunyai karakter, moral dan menjunjung tinggi nilai nilai pancasila dan agama. Diharapkan, dengan adanya perbaikan pada aspek karakter, moral dan etika akan memberikan perbaikan pada aspek lainnya seperti ekonomi, politik, hukum, sosial budaya sampai ke cita cita Negara Kesatuan Republik Indonesia ini yaitu masyarakat adil, makmur dan sejahtera.Pelajar dan mahasiswa Indonesia jangan hanya dibekali dengan pendidikan kompetensi akademik, tapi harus dibarengi dengan pendidikan karakter. Karena Pendidikan karakter diibaratkan seperti padi dan pendidikan kompetensi diibarakatn rumput. Menanam padi pasti tumbuh rumput sedangkan menanam rumput sangat mustahil bisa tumbuh padi.
InsyaAllah
kalau Indonesia bisa menerapkan pendidikan karakter dengan program UP3AI atau
program yang sejenis saya yakin Indonesia akan bisa mewujudkan impian. Program
ini telah terbukti di Universitas Syiah Kuala sebagai kampus Jantong Hatee Rakyat
Aceh. Saya sebagai mentor yang sedikit banyaknya tahu kondisi mahasiswa dibidang
membaca Al-Qur’an, pengetahuan agama dan
karakter yakin program seperti ini sangat membantu. Unsyiah bisa, Indonesia bisa.
Mari
kita sama-sama berperan mewujudkan masyarakat Indonesia yang mempunyai karakter
unggulan, etika dan moral yang menjunjung tinggi nilai nilai pancasila dan
agama sehingga Indonesia pada tahun 2045
akan menjadi negara yang disegani dan menjadi negara percontohan baik dari aspek
karakter, etika dan moral masyarakatnya dan tentu pada aspek lainnya seperti
aspek pendidikan, aspek ekonomi, sosial masyarakat, hukum yang adil dan lain
sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar