"Agama itu nasihat," Demikian kata Rasulullah dalam riwayat Muslim."Kami bertanya, 'untuk siapa?' Beliau menjawab, "Untuk Allah, untuk kitabNya, untuk RasulNya, untuk pemimpin umat Islam serta kaum muslimin pada umumnya."
Seperti halnya tubuh yang merasakan lelah, haus dan lapar, membutuhkan energi dari makanan dan minuman. Demikian pula jiwa, terkadang ia kalah oleh keadaan. Pikiran-pikiran kita kalut dibebani persoalan. Ia membutuhkan energi baru untuk menggairahkan semangat yang hampir padam. Ia memerlukan siraman-siraman yang menyegarkan, juga sentuhan yang membangkitkan. Salah satu energi itu adalah nasihat.
Tubuh yang dituangi garam, akan merasakan perih, jika ada bagiannya yang terluka. Begitu pun jiwa, terkadang menjerit bila dinasihati. Bisa jadi karena hati kita sedang kotor, sakit, menutup diri dan banyak melakukan maksiat, sehingga nasihat itu terasa mengerikan. Tapi jiwa yang memiliki tekad untuk bangkit, akan bersabar merasakan siraman "garam" tersebut. Sungguh di antara nikmat terbesar adalah keberanian kita menerima nasihat untuk perbaikan. Meski terasa amat sakit di awal, penerimaan itu menjadikan jiwa kita kembali sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar