/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Pahitnya Menjadi Orang-Orang Yang kalah

Published On: 22.09.00 By : Unknown In : , ,
Kalah dan menang adalah kisah tentang peneguhan jati diri sebelum kisah pertarungan untuk tetap hidup. Ini merupakan tema besar dalam sejarah kehidupan manusia. Sebab jati diri adalah akar segala kreasi kemanusiaan kita. Juga kreasi untuk bisa bertahan hidup. Tak peduli itu dilakukan dengan pengetahuan atau tidak dengan pengetahuan. Dengan kesadaran atau setengah kesadaran.

Kekalahan pertama kali selalu terwujud di ruang pertarungan identitas. Kehilangan identitas yang kita junjung merupakan bencana paling besar. Ketika identitas hilang, maka hidup pun memasuki situasi tanpa nilai. Mencari akar identitas juga semakin tidak punya jalan. Lalu segalanya tumbuh dalam kapasitas tidak maksimal. Atau akan ada perasaan menang yang pada dasarnya adalah kekalahan itu sendiri. Selanjutnya kekalahan itu akan merembet dalam bentuk sikap dan perilaku. Ketidakmampuan mengendalikan nafsu lalu menghempaskan si pemilik jiwa ke dalam hari-hari yang kosong. Orang-orang yang menikmati pesona dunia dengan cara yang menyimpang akan terhantar pada hujung kekalahan.

Hidup yang sulit, pertarungan yang berat, persaingan yang ketat, yang mungkin membuat langkah kita terseok-seok, tak seharusnya membuat kita lantas menjadi kalah. Karena kalah artinya berhenti. Hilang dari orbit yang benar.

Menurut Ibnul Qayyim, kesabaran terberat adalah mengalahkan diri sendiri. Beratnya kesabaran tergantung pada faktor pendorong perilaku yang membuat seseorang menyimpang.

Ketika seseorang tidak punya keinginan kuat untuk melakukan penyimpangan, maka sabar akan menjadi sangat mudah baginya. Namun ketika seseorang punya keinginan kuat untuk melakukan penyimpangan, maka sabar akan menjadi sangat berat baginya.

Sabar yang memiliki tempat yang tinggi di sisi Allah adalah sabar yang dilakukan seseorang dalam kondisi ia memiliki sarana yang sangat memadai untuk tidak sabar. Ia memilih menang padahal sarana untuk menjadi kalah sangat melimpah.

Kehidupan jelas tidak selalu ramah. Terkadang kita harus tertatih-tatih di dalamnya. Dunia pun silih berganti menampakkan wajahnya. Kadang tampak menggairahkan, kadang juga tampak sangat menyeramkan. Namun, betapa pun pahit kehidupan kita, tak seharusnya itu melahirkan kerusakan permanen. Kalaupun sesekali kita berduka, merasa sakit, ketakutan, kehilangan dan sebagainya, cukuplah sejenak. Segeralah bangkit, dengan segenap daya yang kita punya. Kemandekan bagaimanapun ada batasnya. Jangan sampai kegetiran hidup membuat kita berkubang makin dalam dan tidak pernah keluar lagi kecuali melahirkan tindakan fatal. Menghancurkan diri sendiri hingga orang lain.

Kalah dan menang itu pilihan kita. Jangan pernah menyalahkan kondisi kehidupan. Sebagai manusia dewasa, kita harus bisa mengendalikannya. Orang-orang yang kalah adalah orang-orang yang membiarkan jiwanya ditaklukkan oleh kegetiran hidup. Mereka tidak punya seni pengalihan yang positif, kecuali ke arah kehancuran. Tantangan yang merupakan kelumrahan hidup, jadi raksasa yang tak mampu ditaklukkan. Orang-orang yang kalah, adalah orang-orang yang gagal memaknai, bahwa kejutan dan gempuran adalah keniscayaan, bahwa kejutan dan gempuran justru untuk membawa kepada kematangan, bahwa tekanan merupakan fithrah, dan bahwa ujian dari Allah adalah untuk menaikkan derajat dan martabat disisiNya. Islam menetapkan setiap manusia akan diuji untuk menjadi calon terbaik.

Mari kita jawab sendiri, seberapa mampukah kita memaknai gempuran dalam perjalanan hidup kita? Semoga kita tidak sedang memilih menjadi orang-orang yang kalah.



Majalah Tarbawi edisi 153 Th. 8 Rabiul Awal 1428 H/12 April 2007 M

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com