SekolahMurabbi.com - “Hayta laka,” rayu Zulaikha
setelah menutup pintu. Ia kini berduaan saja dengan seorang pemuda tampan
rupawan di dalam kamar.
Detik itu, Yusuf as. sedang
menjalani sebuah peristiwa penting dalam
kisah cintanya. Ada pertarungan hebat yang berkecamuk di dalam dadanya. Ia kini
dihadapkan pada dua pilihan: menerima atau menolak tawaran sang penggoda.
Menerima cinta Zulaikha berarti mengundang murka Rabbnya. Namun siapa yang
kuasa menolak rayuan wanita jelita dan terpandang kedudukannya? Saat-saat
seperti itu, mungkin setan membisikkan sebuah kalimat sakral berulang kali di
telinga: “Kesempatan takkan pernah datang untuk kedua kalinya.”
Detik-detik itu menjadi sangat berat
bagi Yusuf sebab ia juga mencintai Zulaikha. Tapi lelaki rupawan itu paham,
cinta yang tak sesuai syariat akan mendapat laknat. Dalam waktu singkat, ia
memilih keputusan terbaik untuk tak menuruti hawa nafsunya. Maka ditolaknya
rayuan menjerumuskan itu. Maka selamatlah ia dari fitnah paling berat di dunia.
Detik-detik mendebarkan itu
diabadikan Allah swt. dalam kitab-Nya dan surat yang memaktubkannya dinamai
dengan nama sang nabi. Bila kita perhatikan, kisah ini memiliki pengaruh
penting terhadap episode demi episode selanjutnya yang dijalani oleh Yusuf as.
Alquran mengungkapkan bahwa setelah menolak
rayuan Zulaikha, Yusuf bergegas untuk keluar dari kamar itu. Zulaikha
mencegahnya dengan menarik bajunya dari belakang hingga koyak. Sementara
suaminya tepat berada di depan pintu.
Dengan alasan menjaga nama baik,
Yusuf kemudian dipenjara. Di dalam penjara, ia bertemu dengan dua orang
pembantu raja yang kemudian menceritakan mimpi mereka masing-masing. Yusuf
menafsirkan mimpi itu. Seorang yang terbebas dari penjara kelak memberitahu
raja bahwa Yusuf bisa mentakwilkan mimpi. Dengan mentakwilkan mimpi sang raja,
kebenaran mulai terungkap. Yusuf tidak hanya terbebas dari penjara tapi juga
sekaligus diangkat menjadi bendaharawan negara.
Saudaraku…
Mungkin kita tak akan menerima
rayuan seberat yang diterima Yusuf as. Tapi cinta adalah urusan siapa saja yang
hidup di dunia ini. Lalu ujian keimanan beralasankan cinta akan datang menerpa.
Detik-detik mendebarkan itu kelak akan dihadapi setiap manusia yang sedang jatuh
cinta. Maka bersiaplah menghadapinya. Saat ujian itu datang, setiap kita bebas
menentukan pilihan. Maka beruntunglah yang memilih jalan Yusuf dan meninggalkan
rayuan Zulaikha.
Saudaraku…
Ketika hawa nafsu mulai
menggiurkanmu, ketika detik-detik mendebarkan itu menyambangimu, ketika engkau
dihadapkan pada dua pilihan yang terasa pelik, ketika itu jua ingatlah Yusuf as.
Ia yang memilih pilihan Allah kala rayuan itu datang. Lihatlah, ketika ia tetap
menjaga kehormatannya karena Allah, Allah membuatnya terhormat di pandangan
manusia. Memilih Allah mungkin tak serta-merta mendatangkan nikmat, tapi yang
pasti selamanya ia adalah pilihan yang tepat.
Saudaraku…
Godaan cinta pasti melenakan. Tapi
bukankah kita sama-sama tahu bahwa cinta terbaik adalah cinta yang menyertakan
Allah di dalamnya. Maka menahan diri bukan berarti menguburnya dalam-dalam. Hanya
saja mencoba untuk menyimpannya rapat-rapat lalu mengungkapkannya di saat yang
tepat sesuai syariat.
Saudaraku…
Maka bertahanlah dalam pilihan
Allah. Istiqamahlah.
Wallahu a’lam
Akhukum
fillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar