SekolahMurabbi.com - Setelah militer Israel menumbangkan
pohon-pohon zaitun milik Palestina untuk membuka rute dan membuat tembok
pemisah di Beit Jala, Kristen dan Muslim dari kota mengadakan protes bersama
untuk mencoba menghentikan rencana tersebut.
Dilansir dari 972mag.com,
ratusan Muslim dan Kristen Palestina melakukan aksi protes di Tepi Barat Kota
Beit Jala, terhadap pembentukan tembok pemisah yang akan memisahkan mereka dari
Yerusalem, pada Ahad (23/8), pagi.
Demonstran berbaris menuju zona
kerja di mana dinding sedang diaspal, hanya beberapa hari setelah militer
menumbangkan puluhan pohon zaitun kuno untuk membuka rute pembangunan dinding
pemisah pada pekan lalu.
Para demonstran berbaris menuju
zona pembangunan dan mulai menghancurkan sebuah pos pemeriksaan yang mencegah
petani untuk mendatangi tanah mereka di daerah itu. Polisi Perbatasan yang tiba
di tempat menembakan granat setrum dan gas air mata.
Setidaknya, tiga demonstran
dievakuasi oleh ambulans.
“Kami di sini karena mereka
membangun dinding yang akan memisahkan Beit Jala dari Yerusalem. Kami datang ke
sini untuk mengatakan bahwa ini adalah tanah kami, dan bahwa kita menentang
pembangunan dinding untuk hidup bersama dalam damai. Semua gereja di Beit Jala
menentang pembangunan dinding, dan kami di sini untuk memberitahu tentara,
keluar dari sini, ini bukan lahan Anda,” kata Bapa Paolo dari gereja Katolik di
Beit Jala.
“Tujuan dari dinding adalah untuk
menutup Beit Jala dari segala arah. Mereka mengambil tanah, pohon-pohon, dan
mata pencaharian, dan telah menghukum warga di sini tanpa alasan. Kami datang
ke sini untuk mengirim pesan, bahwa kita dapat mengalahkan dinding ini ketika
kita, orang-orang Palestina, Kristen dan Muslim, bersatu,” kata Salah, salah
satu demonstran dari desa Ni’ilin.
Sebelumnya, Pengadilan Tinggi Hukum
Israel telah merekomendasikan negara untuk mempertimbangkan kembali rencana
rute dari tembok pemisah di daerah tersebut. Hal itu dinilai mempengaruhi
penduduk daerah. Namun, Departemen Pertahanan Israel memulai pekerjaan dinding
pada pekan lalu, tanpa mengubah rutenya.
Padahal, Kementerian telah berjanji
untuk meninggalkan celah 200 meter di dinding dekat biara-biara lokal, dari
total 1.500 meter yang dijadwalkan akan dibangun di daerah.
Rencana Israel adalah mengambil
Betlehem dan desa-desa sekitarnya dan menutup semua pintu masuk ke daerah
tersebut dengan tembok pemisah. Meski seluruh tembok pemisah belum dibangun,
termasuk di Yerusalem selatan, mereka menjadwalkan jika pembangunan akan
selesai pada tahun mendatang. (knrp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar