Salah satu dosa besar yang paling sering terjadi dalam fenomena kita sehari-hari dan kita tidak pernah menyadarinya adalah lari dari medan perang.
Kita harus paham. Perang dalam konteks kita disini, sepanjang zaman itu berbeda periodenya, dan berbeda bentuknya. Konteks perang itu berbeda setiap zaman.
Jadi perang itu bukanlah semata-mata seperti zamannya Rasulullah dulu, perang orang muslim menghadapi kafir. Sekarang ini perang yang seperti itu ada di negara-negara muslim yang dijajah. Seperti jihad di Palestina dan di Suriah misalnya.
Tetapi ada konteks perang yang sebenarnya itu lebih filosofis yang selama ini sedang kita hadapi, dan jihad kita juga lebih filosofis.
Apa contohnya? Contohnya adalah, mengkritik pemerintahan kita dalam kerja-kerja yang tidak sesuai syari’at. Misalnya, di Jakarta dilegalkan bir, dan awal bulan mei ini, premium akan dihapuskan. Dengan berani mengkitik pemerintahan yang zalim, kita sudah berjihad dalam perang yang filosofis ini.
Jangan bersikap apatis. Lantas kita berpikir apakah ada hubungannya dengan agama? Itu artinya kita masih men-sekular-isasi agama dari segala ranah kehidupan.
Apa hubungannya premium dihapuskan dengan dakwah ini? Besar hubungannya. Karena kita berdakwah ini untuk mensejahterakan umat. Jadi kita tidak akan membiarkan leher umat tercekik akibat perbuatan-perbuatan zalim pemerintahan.
Konteks jihad dalam artian kita sekarang lebih filosofis memang. Terutama di daerah-daerah seperti kita. Tergantung pada apa konteks pemenangan dakwah yang mau kita junjung di daerah kita.
Kalau kita tidak melakukan salah satu dari kewajiban tugas-tugas kita sebagai pelayan umat. pantaslah jika dikatakan bahwa kita ‘lari dari medan perang’.
Sesungguhnya kita saat ini juga sedang berjihad. jihad dalam memerangi penguasa yang zalim.
Wallahu’alam bis shawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar