Banyak penulis dalam berbagai buku
mereka yang membahas tentang fitrah seorang anak yang cenderung pada
kebaikan karena pada dasarnya anak itu memiliki kebaikan dalam diri
mereka. Bahkan ada orang tua yang mengatakan bahwa dunia anak itu adalah
dunia kepolosan dan apa adanya. pertanyaannya sekarang mungkinkah
seorang anak itu berbohong?. Beranjak dari berbagai pengalaman
sehari-hari sebagai seorang guru dan saudara dari adik-adik saya,
jawaban saya “Anak mungkin saja berbohong”.
Jika anda adalah tipe orang tua yang selalu percaya dan mengatakan benar apa yang selalu anak katakan saya sarankan mulai saat ini anda jangan mudah percaya begitu saja apa yang dikatakan anak. Ini bukan berarti saya menyuruh anda tidak mempercayai anak anda namun agar anda lebih teliti dengan kecerdasan yang dimiliki anak-anak. Banyak anak yang dunia mereka sangat polos dan berkata biasanya apa adanya namun ada beberapa anak yang sangat luar biasa yang memiliki kecerdasan yang tidak biasa yaitu linguistik (Berbahasa) dan kecerdasan memanifulasi fakta. Bila kecerdasan berbahasa dan memanifulasi fakta ini ada dalam diri anak akan muncul sebuah tindakan baru, merupakan hal yang positif jika orang tua dan guru mampu bersinergi dalam mengarahkannya.
Sebagai seorang guru saya memiliki pengalaman yang terkadang mengejutkan. Ada anak yang memilih sikap saat di rumah dan saat mereka berada disekolah, ketika mereka berada di rumah anak begitu polos dan disiplin namun ketika mereka berada jauh dari rumah, mungkin saat anak di sekolah sebuah kejadian yang tidak terduga terjadi anak yang saat di rumah begitu polos berubah menjadi tidak terkendali ini adalah sebuah tindakan anak dalam menentukkan sikap mereka. Hal ini terjadi mungkin disebabkan keadaan anak saat di rumah sangat terkekang oleh banyaknya aturan orang tua , dan anak tidak memiliki pilihan lain selain taat pada peraturan atau menerima konsekuensi berupa hukuman dari orang tuanya, namun saat anak jauh dari pantauan orang tua anak mulai memilih sikap (membebaskan diri dari segala aturan rumah), anak mulai tidak menaati praturan, tidak disiplin dan berbagai kejadian lainnya. ini juga terjadi karena anak menentukkan sikap.
Maka sebagai orang tua dan sekaligus seorang guru hendaknya kita tidak mudah menerima tindakan dan ucapan anak karena tidak semua anak memiliki dunia yang polos, ada kalanya mereka mampu menentukkan sikap bahkan memanipulasi keadaan yang menguntungkan dirinya. Banyak anak yang mencari zona aman dengan cara memanipulasi atau berohong terhadap apa yang terjadi sebenarnya hanya untuk melindungi diri mereka dari ancaman orang tua atau guru mereka.
Berbohong adalah suatu perbuatan yang disengaja atau tidak, perbuatan ini dilakukan untuk menipu orang lain utnuk mendapatkan hal yang positif dan menghindar dari hal yang negatif. Menurut C. Drew Edward, Ph.D seorang pakar Psikologi Anak, dalam bukunya “Ketika Anak Sulit diatur” menyebutkan alasan seorang anak berbohong sama dengan alasan orang dewasa yaitu untuk menghindari konsekuensi atas prilaku mereka karena mereka malu mengakui kejadian yang sebenarnya, atau untuk menghindari hal-hal yang memalukan atau penolakan terhadap dirinya. Anak juga bisa berbohong hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya atau anak berbohong saat orang tua dan guru marah kepadanya.
Jika anda adalah tipe orang tua yang selalu percaya dan mengatakan benar apa yang selalu anak katakan saya sarankan mulai saat ini anda jangan mudah percaya begitu saja apa yang dikatakan anak. Ini bukan berarti saya menyuruh anda tidak mempercayai anak anda namun agar anda lebih teliti dengan kecerdasan yang dimiliki anak-anak. Banyak anak yang dunia mereka sangat polos dan berkata biasanya apa adanya namun ada beberapa anak yang sangat luar biasa yang memiliki kecerdasan yang tidak biasa yaitu linguistik (Berbahasa) dan kecerdasan memanifulasi fakta. Bila kecerdasan berbahasa dan memanifulasi fakta ini ada dalam diri anak akan muncul sebuah tindakan baru, merupakan hal yang positif jika orang tua dan guru mampu bersinergi dalam mengarahkannya.
Sebagai seorang guru saya memiliki pengalaman yang terkadang mengejutkan. Ada anak yang memilih sikap saat di rumah dan saat mereka berada disekolah, ketika mereka berada di rumah anak begitu polos dan disiplin namun ketika mereka berada jauh dari rumah, mungkin saat anak di sekolah sebuah kejadian yang tidak terduga terjadi anak yang saat di rumah begitu polos berubah menjadi tidak terkendali ini adalah sebuah tindakan anak dalam menentukkan sikap mereka. Hal ini terjadi mungkin disebabkan keadaan anak saat di rumah sangat terkekang oleh banyaknya aturan orang tua , dan anak tidak memiliki pilihan lain selain taat pada peraturan atau menerima konsekuensi berupa hukuman dari orang tuanya, namun saat anak jauh dari pantauan orang tua anak mulai memilih sikap (membebaskan diri dari segala aturan rumah), anak mulai tidak menaati praturan, tidak disiplin dan berbagai kejadian lainnya. ini juga terjadi karena anak menentukkan sikap.
Maka sebagai orang tua dan sekaligus seorang guru hendaknya kita tidak mudah menerima tindakan dan ucapan anak karena tidak semua anak memiliki dunia yang polos, ada kalanya mereka mampu menentukkan sikap bahkan memanipulasi keadaan yang menguntungkan dirinya. Banyak anak yang mencari zona aman dengan cara memanipulasi atau berohong terhadap apa yang terjadi sebenarnya hanya untuk melindungi diri mereka dari ancaman orang tua atau guru mereka.
Berbohong adalah suatu perbuatan yang disengaja atau tidak, perbuatan ini dilakukan untuk menipu orang lain utnuk mendapatkan hal yang positif dan menghindar dari hal yang negatif. Menurut C. Drew Edward, Ph.D seorang pakar Psikologi Anak, dalam bukunya “Ketika Anak Sulit diatur” menyebutkan alasan seorang anak berbohong sama dengan alasan orang dewasa yaitu untuk menghindari konsekuensi atas prilaku mereka karena mereka malu mengakui kejadian yang sebenarnya, atau untuk menghindari hal-hal yang memalukan atau penolakan terhadap dirinya. Anak juga bisa berbohong hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya atau anak berbohong saat orang tua dan guru marah kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar