SekolahMurabbi.com - Tidak dapat dipungkiri, alasan utama masyarakat Banda Aceh,
bahkan Aceh Besar, berdatangan ke Mesjid Bulog adalah karena Tarawih ‘kilat’. Namun
meskipun tidak berlangsung dalam waktu yang lama, Tarawih di Mesjid Bulog tidak
dilaksanakan terburu-buru. Pantauan sekolahmurabbi.com pada malam pertama
Ramadhan, ada beberapa faktor sehingga Tarawih tidak memakan waktu lama di Mesjid
Bulog.
Pertama, ceramah sebelum Tarawih yang singkat. Hanya 10
menit saja. Ini berbeda dengan ceramah-ceramah di mesjid lain yang berdurasi
sampai 20 menit.
Kedua, shalat Tarawih dilaksanakan sebanyak 8 rakaat dengan
2 rakaat sekali salam. Dibandingkan mesjid yang melaksanakan shalat 20 rakaat,
Tarawih 8 rakaat tentu lebih cepat selesai.
Ketiga, setelah Al-Fatihah, imam hanya membaca satu ayat
saja. Ayat yang dibacakan diambil dari juz 30, misalnya “wasysyamsi
wadhuhaha.” Setelah itu, imam segera ruku’.
Keempat, tidak ada bacaan khusus setiap selesai salam. Beberapa
mesjid di Aceh membacakan bacaan khusus seperti shalawat Nabi setiap selesai
salam. Ini tentu membutuhkan waktu tambahan.
Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa tidak ada kesan
pelaksanaan shalat yang terburu-buru. Imam membacakan ayat demi ayat secara
pelan, meski beberapa ayat Al-Fatihah disambung pembacaannya. Bahkan setelah “aamiin”,
imam memberi jeda sampai 20 detik untuk memberi kesempatan makmum menuntaskan
bacaan Al-Fatihahnya (yf).
Yg penting kualitas shalatnya :)
BalasHapusSepakat sekali!
HapusJadi teringat ketika Ramadhan di kampung. Rata-rata seperti itu, ceramah singkat, bacaan singkat, rakaat singkat, namun tetap menjaga ritme kekhusuan sholat.
BalasHapusPulanglah sana...
Hapus