Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Maarif (yang lebih akrab disapa Buya Yahya) akhirnya mengeluarkan pendapatnya tentang pembacaan Al-Qur'an dengan langgam Jawa yang dilakukan di Istana negara beberapa waktu yang lalu.
Menurut Buya Yahya Alquran itu Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan LISANUN ‘AROBIYYUN, yang dengan demikian tidak boleh dijerman-jermankan, tidak boleh dijawa-jawakan, tidak boleh dispanyol-spanyolkan. Karena lisan `aroby tadi.
Buya meneruskan, yang dimaksud dengan LISAN ‘Aroby ini adalah sesuai dengan aturan dalam bahasa arab yang selama ini dikenal dengan ilmu tajwid dan ilmu qiro’ah. Jadi tentang memberikan hak-hak hurufnya makharijul hurufnya, tentang madnya, tasydidnya, membaca alquran asalkan memenuhi hak huruf-hurufnya (makhaarijul huruf) maka itu semua tentang LISAN ‘Aroby. MAKA, semua bacaan yang bertentangan dengan tajwid dan ilmu qiroah tidak diperkenankan.
Buya mencontohkan, ketika membaca Qul Huwallahu Ahad dengan tajwid yang benar, maka itulah yang disebut LISAN `Aroby, bukan lagu jerman, bukan lagu arab.
Jika Al-Qur'an diikutkan lagu, dan lagu itu ada panjangnya sendiri, apakah itu dandanggulo, dsb, Nah, alquran disesuaikan dengan lagu itu, ya ini yang merusak. Pasti salah.
Buya mencontohkan, anggap saja Lagu garuda pancasila, alquran dibaca dengan langgam garuda pancasila ya rusak!!!
sumber: islamedia.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar