/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Maafkan Kami Ya Rasul, Masih Suka Berseteru

Published On: 01.09.00 By : DC Habibillah In : , ,
SekolahMurabbi.com - Wahai lelaki pemikat hati, janji kami untuk selalu setia pada titahmu. Tapi maafkan, kami terlalu menggebu. Hingga lupa orang lain lebih lagi cintanya padamu tapi tetap indah bersahaja. Sedang kami, kerap merasa paling dekat denganmu – riya.

Maafkan kami ya Rasul. Andai kau ada disisi kami niscaya kami tak mungkin berseteru, dengan mereka yang juga saudara kami. Baik kami maupun mereka, merasa paling paham, paling shalih dan paling dekat denganmu. Kebenaran kami mutlak, kebenaran mereka relatif. Duhai malunya kami padamu ya Rasul.

Di darah-darah yang tercecer, di peluh-peluh yang mengucur, sepenuh usaha dan jiwa, kami memukul mereka saudara muslim kami. Kami lupa, dibelahan bumi lain, nun jauh mereka terombang-ambing antara hidup dan mati disiksa kaum penentangmu dan penentang para nabi. Betapa malunya kami ya Rasul.

Duhai Rasul kami. Lupa kami, mencari cahaya pada lilin-lilin kecil untuk terangi lorong rumah kami padahal ada cahayamu yang lebih benderang dari mentari. Kembali pada jalanmu lebih mendamaikan. Tapi kami selalu memilih menggunakan lilin-lilin kecil. Kami pikir dengan lilin-lilin hujjah itu mampu menyibak musuh islam yang bersembunyi di balik gelap. Ternyata lilin membakar saudara muslim kami, lalu kami saling membakar.

Setiap kami merasa diri paling benar. Ini tak salah. Yang salah adalah menyalahkan sesiapa yang berbeda dengan kami. Sebab kami tak sanggup menerima perbedaan ya Rasul. Kami lupa adab itu lebih utama dari ilmu. Adab berinteraksi dengan ilmu hilang dari diri kami. Maafkan, hati kami tak kuasa menahan gejolak yang berhembus. Panas hati kami. Mungkin disekitar kami ada provokator. Benarkah? Tapi memang samar-samar terlihat ada yang menari-nari saat kami saling membakar.

Wahai engkau pemilik ilmu dan kebijaksanaan. Tak kuasa kami ingin bersimpuh dikakimu. Kerdilnya ilmu kami, sipitnya mata kami, kecilnya telinga kami, sedangkan mulut kami kian membesar dari waktu ke waktu. Apa yang harus kami banggakan dihadapanmu kelak? sementara kau saksikan kami tak saling percaya dan tak saling mencinta. Tangismu terdengar merintih begitu perih.

Kami kaum pelupa ya Rasul. Kaum suka berseteru. Pukul kami. Ingatkan kami ya Rasul. Agar jangan amnesia dengan sosok musuh sebenarnya. Agar tak adalagi yang terluka dan melukai. Agar tak ada lagi syakwasangka dan tatapan penuh curiga.

Maafkan kami ya Rasul.

Mereka saudara kami, bersama mereka kami hidup. Persatukan hati kami semua. Pertemukan kami bersamamu kelak nanti. 

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com