Direktur The Association of Muslim Professionals (AMP) yang juga mantan Ketua Persatuan Guru Melayu Singapura, Dr Bibi Jan Mohd Ayyub, menegaskan bahwa sekolah tidaklah menjamin anak-anak memiliki iman yang kuat. Hal itu diungkapkannya dalam Seminar Internasional Muslimat Hidayatullah (Mushida) digelar Hotel Grand Menteng, Matraman, Jakarta, Ahad (07/06/2015).
Dr Bibi, begitu ia akrab disapa, meyakini dengan pasti bahwa keluarga adalah tonggak pertama dan utama dalam pembentukan fondasi iman seorang anak. Keluarga pula yang akan membentuk kepribadian seseorang sampai ia dewasa. Maka dari itu, wajib hukumnya bagi orangtua untuk terus belajar dan menuntut ilmu agar mampu mendidik anak dengan benar.
“Jika pondasi imannya sudah kuat, Insya Allah sekolah manapun akan semakin menguatkan imannya. Namun bila pondasinya lemah, maka bersekolah di Makkah sekalipun akan percuma,” tegasnya dengan logat Melayu yang khas.
Penerima Comrade of Labour Award tahun 2005 itu juga mengatakan bahwa dalam sebuah keluarga, sinergitas merupakan hal yang sangat penting untuk membangun mutu keluarga. Sinergi, menurutnya, merupakan penyatuan elemen-elemen baik yang dimiliki setiap individu dalam keluarga. Hal itulah yang dapat meningkatkan kualitas keluarga meski tidak terlalu sering bersama.
“Sinergi berbeda dengan energi. Sinergi lah yang menyatukan energi-energi positif dalam sebuah keluarga. Bentuk dari sinergi tersebut bisa tercipta jika kita sering bermusyawarah,” ujar guru yang telah mengajar lebih dari 25 tahun di Singapura tersebut.
Terakhir, Dr Bibi menegaskan pentingnya belajar bagi para orangtua. Terutama hal-hal yang berkaitan dengan keislaman. Hal ini penting mengingat dengan belajar, orangtua mampu membedakan mana yang benar dan tidak sesuai dengan tauhid.
“Sebagai orangtua, kita harus menjadi life long learner. Sungguh salah anggapan orangtua yang merasa tugasnya selesai jika sudah menyekolahkan anaknya di sekolah Islam yang bagus,” tutupnya. (Hidayatullah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar