Ospek yang sering di ‘burukkan’ namanya oleh orang-orang
yang anti ospek sebenarnya tiada bersalah. Perkenalan itu penting. Interaksi
sosial dimulai dari perkenalan. Bahkan dalam Islam, tahapan membangun ukhuwah
islamiyah dimulai dari ta’aruf (perkenalan). Tapi perkenalan yang bagaimana?
Berasa gatal tangan ini ingin menulis tentang ospek negatif
yang tiap kali diupaya untuk di babat tiap itu juga ospek negatif tetap
bersemi. Ospek negatif sulit ditiadakan. Meski rektor mengharamkan sekalipun.
Pada prakteknya di lapangan, tetap saja perpeloncoan terjadi. Salah satu cara
menghentikan ospek negatif (perpeloncoan) adalah mengedukasi mahasiswa baru (Maba)
sebagai objek.
Berikut ini saya urai alasan ‘ngeyel’ mahasiswa baru yang masih
tetap mau saja diospek.
1. Ospek Tanda Sayang
Mahasiswa baru termakan doktrin senior bahwa ospek adalah tanda sayang.
Menurut mereka adegan pembulian dan marah-marah itu adalah wujud cinta dan
kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.
Hello. Dari mana ilmunya? Rasulullah itu orang yang paling cinta pada umatnya. Tidak diragukan lagi. Tapi dia enggak pernah melakukan perpeloncoan tuh. Bahkan marah saja tidak pernah. Dalam petuahnya Beliau malah mewanti-wanti la takhdhab walakal jannah (Jangan marah bagimu surga). Jadi, kasih sayang itu tumbuh dari cara kebaikan. Bukan dengan jalan ospek.
2. Tidak Mendapatkan Sertifikat
Beeuh! Ini adalah cara ampuh menakut-nakuti mahasiswa baru. Yang katanya
lah tidak diakui menjadi mahasiswa jika tidak ikut ospek. Yang katanya lah
kalau tidak miliki sertifikat ospek yang dibalut nama-nama samaran untuk
kelabui Maba akan dipersulit segala urusan. Lebih sadisnya lagi tidak bisa
lulus kuliah tanpa sertifikat Ospek.
Mendengar ancaman ini disemburkan kepada mahasiswa baru jujur saya ngakak guling-guling. Itu, itu, coba lihat senior yang ngospek kamu, dia bukan saja punya sertifikat ospek tapi juga perancang dan dalang ospek, tapi kok ya enggak lulus-lulus. He he
Tidak ada peraturannya dikampus manapun mahasiswa tidak ikut Ospek gagal jadi mahasiswa. Saya buktinya. Banyak pula contoh mahasiswa yang tidak ikut Ospek tetap lulus kuliah dan bahkan berprestasi. Kita bayar SPP di kampus. Itu kewajiban. Hak kita adalah mendapatkan ilmu dan lulus. Itu saja. Mengenai Ospek? Terserah deh!
3. Tidak Dibantu Akademik
Alasan lainnya mengapa Maba mau saja ikut Ospek karena takut tak dibantu
mengenai kesulitan-kesulitan akademik.
Perlu kita ketahui. Yang mengospek kita itu hanya segelintir dari sekian banyaknya senior di kampus. Dan perlu kita ketahui juga bahwa senior pengospek kita itu tidak diseleksi melalui prestasi akademik. Di luaran bejibun senior cerdas yang mau bantu kesulitan akademik kita dengan senang hati. Lagi pula kalau ada masalah akademik, kita bahkan bisa meminta petuah pada dosen wali yang telah ditentukan satu mahasiswa satu dosen wali.
4. Mendapatkan Pengalaman
Biar dapat pengalaman? Maksudnya pengalaman dipelonco? Aduuh…
Banyak pengalaman bisa kita dapatkan dari wahana lain yang lebih keren
dan bermartabat. Di kampus tak terhitung jumlah komunitas dan wadah bisa kita
ikuti untuk dapat pengalaman. Tapi ingat! Selektif memilih komunitas. Salah
pilih, selesai masa depanmu!
5. Tidak Dianggap Adik Leting
Ini mah seniornya lagi merajuk. Ngambek nih ye. Kalau senior pengospek
kamu bilang begitu. Bilang aja, ‘ya udah kak, aku cari senior lain yang lebih
keren, lebih baik, lebih peduli’. Dunia gak runtuh kalau kita gak dianggap adik
leting. Tidak berlaku bila ibu kita yang tak anggap anak lagi. Celaka, Ini bisa
jadi batu.
6. Bukan Ospek Tapi Baksos
Sudah gak laku jualan nama Ospek. Kini mereka putar cara dengan membalut
nama Ospek dengan nama lain semisal Baksos dan Silaturrahim. Terdengar bagus
sih. Tapi, perpeloncoan tetap saja terjadi. Seperti sudah saya katakan, tidak
semua Ospek negatif, maka jika kegiatan Ospek dibuat oleh orang-orang yang
betul-betul serius menata pengembangan karakter mahasiswa baru, ini wajib kita
ikuti.
7. Tidak Dapat Informasi Kampus
Informasi kampus bukan dari senior Ospek. Tapi memang ada di papan
pengumuman. Intinya, banyak cara mendapatkan info selain dari senior ospek.
Ingat mereka hanya segelintir. Ya, hanya segelintir!
8. Biar Banyak Teman, Banyak Jaringan
Ospek bukan satu-satunya cara agar kita punya banyak teman dan jaringan.
Ikutilah organisasi-organisasi di kampus, InsyaAllah kita akan dapat banyak
teman aktif dan jaringan yang luas.
9. Hobi Ditindas dan Pasrah Dengan Keadaan
Meski semua alasan sudah diungkap dan segala pembenaran ospek negatif
telah dipatahkan. Masih tetap saja ada yang ikut Ospek, itu artinya Dia memang
hobi dipelonco. Baginya, pelonco adalah jalan hidupnya. Kurangnya penghargaan
terhadap diri sendiri membuat mereka rela dengan senang hati di bully. Biasanya
mereka juga punya obsesi untuk mengospek orang lain. Bagi mereka yang begini
saya cuma bisa bilang, hargailah dirimu dan hargailah orang lain!
Yang menyedihkan adalah mereka yang tetap hadir Ospek karna pasrah pada
keadaan. Nelangsa sekali hidupmu nak. Pasrah ditindas adalah mental orang-orang
yang lemah. Ketakutan berlebihan membuat kamu selalu akan ditindas sampai
kapanpun dan oleh siapapun. Mulai sekarang hiduplah dengan berprinsip. Karena
orang-orang yang memiliki prinsip akan dihargai dan hidup dengan semangat.
____
Saya
heran mahasiwa bisa sangat khawatir datang terlambat Ospek. Datang pagi-pagi
buta kekampus. Mereka takut pada pada senior. Setelah kuliah berlangsung,
datangnya bisa telat-telat. Lebih takut sama senior daripada dengan dosen.
Memang siapa yang meluluskan dirimu. Senior!?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar