SekolahMurabbi.com - Di antara berbagai alasan perempuan tidak atau belum berjilbab adalah ketidaksiapan memiliki akhlak sepadan dengan pakaian yang digunakan. Pernyataan populer yang paling sering diungkapkan oleh mereka adalah: “Biarkan saya menjilbabi hati saya dulu. Nanti kalau hati saya sudah benar, baru saya pakai jilbab yang sebenarnya.”
Kadang saya ingin bertanya kepada mereka yang mengatakan seperti
itu, “Bagaimana caranya menjilbabi hati?”
Bukankah fungsi jilbab adalah menutupi? Lalu ketika ada
orang yang menjilbabi hati, maka sebenarnya yang dia maksudkan adalah menutupi
hatinya dari berbagai nasihat yang datang dari luar. Akibatnya, dia hanya
mendengarkan keinginan nafsunya saja. Wajar, bila kemudian orang-orang yang berlindung
di balik alasan ini menjadi tak mempan ketika diceramahi. Hatinya sudah
tertutup, eh, terjilbabi.
Sis, jilbab itu bukan di hati, tapi
menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Bahkan sebagian Ulama’ mengatakan wajah
dan telapak tangan juga wajib ditutup, dan sebagian yang lain mengatakan tidak
wajib akan tetapi sunnah dan afdhal.
Allah Ta’aala berfirman:
“Hai Nabi, katakanlah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
“Hendaklah mereka mengulurkan JILBABnya ke SELURUH TUBUH mereka”.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Ahzaab: 59)
Maksud ‘menjilbabi hati’ itu memperbaiki akhlak. Oh begitu. Lantas, kira-kira
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki akhlak? Setahun? Lima
tahun? Sepuluh tahun? Atau jangan-jangan seumur hidup? Terus pakai jilbabnya
waktu sudah selesai dimandikan oleh keluarga (baca: dikafankan)? Kalau memang
itu pilihannya, saya juga tak bisa berbuat banyak. Hehe.
Terus, ada indikatornya kalau akhlak sudah baik atau belum? Hayooo,
pasti bingung juga mau jawab gimana, kan?
Tuh, artis-artis juga banyak yang gitu kok jawabnya
kalau ditanyakan kapan berjilbab. Lha, terus situ ikut ajaran Nabi apa ikut
gaya artis? Kalau situ yakin artis itu bisa memberi syafaat nanti di hari
kiamat, saya juga gak berani mempersalahkan kemalasan situ pakai jilbab.
Eleh, yang berjilbab saja belum tentu akhlaknya sudah
bagus. Gara-gara mereka, citra Islam jadi tercoreng. What? Terus situ
yang tak berjilbab gak merasa telah mencoreng citra Islam? Akhlak memang
harus diperbaiki, sis, tapi jilbab juga harus dipakai. Ibarat kata orang nih,
memperbaiki akhlak dan memakai jilbab adalah dua sisi mata uang yang tidak
dapat dipisahkan. Orang yang berjilbab mungkin saja akhlaknya belum baik betul,
tapi orang yang berakhlak sempurna sudah pasti ia memakai jilbab. Situ mau
pilih yang mana? (SM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar