Fathul Bari, kitab yang men-syarah Shahih Bukhari |
SekolahMurabbi.com - Di kalangan
pelajar dan akademisi Islam, hampir tidak ada yang tidak mengenal Imam Bukhari
dengan kitab Shahihnya, kitab yang paling sahih di muka bumi setelah Al Qur'an
dan Al Hafidz Al Dzahabi dengan karya-karya besarnya. Namun siapa sangka,
ternyata motivasi yang menggerakkan kedua Imam besar tersebut hingga sanggup
melahirkan mahakarya yang menjadikan keduanya dikenang oleh sejarah, adalah
sebuah kalimat sederhana yang membekas kuat dalam hati mereka.
Diriwayatkan, saat berada di majelis Imam Ishaq bin Rahawaih, Imam Bukhari mendengar beliau berkata:
Diriwayatkan, saat berada di majelis Imam Ishaq bin Rahawaih, Imam Bukhari mendengar beliau berkata:
لو ان احدكم يجمع كتابا فيما صح من سنة
الرسول
"Andai
ada salah seorang diantara kalian yang mau menyusun sebuah kitab yang berisi
sunnah-sunnah Rasulullah yang sahih..."
Kalimat ringan. Namun bekasnya kuat dalam diri Imam Bukhari. Dan karenanya, lahirlah darinya sebuah karya monumental yang memiliki wibawa di mata umat. (Ibnu Hajar, Hadyu Al Sari, hlm. 9).
Demikian pula dengan Al Hafidz Al Dzahabi. Siapa sangka, di balik kesuksesannya menjadi Imam Al Jarh wa Al Ta'dil, Hadits dan sejarah yang sulit dicari tandingannya, adalah kalimat enteng sederhana yang keluat dari lisan gurunya, Al Imam Al Barzali kala menyaksikan tulisan tangan Al Dzahabi:
Kalimat ringan. Namun bekasnya kuat dalam diri Imam Bukhari. Dan karenanya, lahirlah darinya sebuah karya monumental yang memiliki wibawa di mata umat. (Ibnu Hajar, Hadyu Al Sari, hlm. 9).
Demikian pula dengan Al Hafidz Al Dzahabi. Siapa sangka, di balik kesuksesannya menjadi Imam Al Jarh wa Al Ta'dil, Hadits dan sejarah yang sulit dicari tandingannya, adalah kalimat enteng sederhana yang keluat dari lisan gurunya, Al Imam Al Barzali kala menyaksikan tulisan tangan Al Dzahabi:
ان خطك هذا يشبه خط المحدثين
"Sungguh,
tulisanmu ini sangat menyerupai tulisan Ahli Hadits".
Imam Al Dzahabi pun berkata: "Sejak saat itu, Allah Ta'ala menanamkan kecintaan dalam diriku terhadap ilmu hadits". (Al Dzahabi, Siyar A'lam Al Nubala', 1/35).
Subhanallah, kalimat ringan sederhana, namun efeknya luar biasa. Olehnya, jangan pernah memandang rendah sebuah kebaikan, kendati hanya berupa nasehat ringan dan baik. Boleh jadi, sebuah kalimat yang zahirnya kecil menjadi besar di sisi Allah lantaran keluar dari hati dan niat yang tulus. (Piyungan)
Imam Al Dzahabi pun berkata: "Sejak saat itu, Allah Ta'ala menanamkan kecintaan dalam diriku terhadap ilmu hadits". (Al Dzahabi, Siyar A'lam Al Nubala', 1/35).
Subhanallah, kalimat ringan sederhana, namun efeknya luar biasa. Olehnya, jangan pernah memandang rendah sebuah kebaikan, kendati hanya berupa nasehat ringan dan baik. Boleh jadi, sebuah kalimat yang zahirnya kecil menjadi besar di sisi Allah lantaran keluar dari hati dan niat yang tulus. (Piyungan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar