SekolahMurabbi.com - Pemuda yang sedang berdiri di depan masjid kampus itu masih menunggu alumninya. Akhirnya ia dan teman-temannya punya seorang murabbi (pembina). Setelah sekian lama menunggu, menunggu dan menunggu. Dulu ingin sekali memasang di mading sebuah papan pengumuman berbunyi, Dicari: Sang Murabbi!
Ia dan kawan-kawannya butuh seorang murabbi untuk
dirinya, bekal tarbiyah dzatiyah. Sebuah sarana pembinaan yang diberikan kepada
diri sendiri untuk membentuk kepribadian yang all-out, menyeluruh dari
segala aspek.
Sudah menjadi aksiomatik bahwa seseorang dalam
seluruh tahapan hidupnya sangat membutuhkan taujih (arahan), tarbiyah
(pembinaan) dan pengajaran, sejak masa kecil hingga dewasa dan orangtua, serta
ketika nafas sudah tidak tercium dari tubuh.
Tak benar kalau itu semua semata-mata kebutuhan
anak kecil atau anak muda, seperti yang tebersit di isi kepala sebagian dari
kita. Hanya saja, tarbiyah dan taujih tidak harus dalam satu model atau gaya
tertentu. Terkadang, model atau gaya mentarbiyah harus disesuaikan dengan usia,
waktu dan kondisi. Ketidakmampuan gaya dan model terkadang menjadi kambing yang
dicat hitam untuk tidak ambil tindakan.
Jika kita tahu murabbi pertama adalah ayah, dan
murabbi kedua adalah ustadz, maka keduanya pada saat ini nyaris kehilangan
peran tarbiyah yang semestinya, karena satu hal dan hal lainnya. Ini disamping
minimnya teman pemberi nasihat dan saudara yang memberi taujih kepada
masyarakat kita dewasa ini. Jika itu telah kita ketahui, praktis kita tahu
kebutuhan setiap muslim dan muslimah untuk menunaikan kewajiban terhadap diri
sendiri dengan diri sendiri dan memainkan peran yang tidak dimainkan ayah, ibu,
guru atau teman dan orang-orang lain yang tidak mau (tidak mampu?) menunaikan
tugas tarbiyah mereka dan kewajiban ukhuwah mereka.
Murabbi yang datang itu pun menyambut binaannya
dengan hangat. Sejumlah kawannya memang banyak yang menghilang, karena
kesibukan, juga ketidakberdayaan mentarbiyah diri. Sejatinya yang langka harus
dijaga dan diberi suaka. Wallahua’lam. [BersamaDakwah]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar