SekolahMurabbi.com - Musibah demi musibah terus mendera bangsa ini. Seakan-akan Indonesia sudah tak aman lagi untuk ditempati. Nusantara bukan lagi negeri gemah ripah loh jinawi. Ujian demi ujian menghantam negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini. Bencana alam, karut-marut politik, labilnya ekonomi hingga tidak adanya lagi kerukunan umat beragama terus mengancam. Apa seharusnya yang harus kita lakukan?
Selaku warga negara yang baik, kita tentu saja terus mengupayakan
berkontribusi semaksimal mungkin. Bangsa ini terlalu besar untuk diperbaiki
hanya oleh segelintir orang saja. Lalu apa kontribusi yang bisa kita lakukan?
Menyuarakan aspirasi ke pemegang kekuasaan tetap harus terus dikerjakan. Terserah
merekaakan mendengar atau menutup telinga. Tapi yang jelas, kita telah
melakukan tugas warga negara dengan baik.
Membantu perekonomian dengan menciptakan lapangan usaha juga solusi yang
tepat untuk dilakukan. Bisa saja ini memberikan dampak yang lebih besar
daripada yang pertama. Sebab kita terlibat secara langsung. Kerja memberi
pengaruh lebih besar daripada bicara, bukan?
Masih banyak hal-hal lain yang terus bisa kita lakukan tanpa perlu menunggu
gebrakan pemerintah yang tak kunjung muncul. Menumbuhkan kembali kerukunan
beragama, memberi teladan yang baik kepada sesama, dan sebagainya.
Namun di balik semua itu, satu hal terpenting untuk kita lakukan adalah
terus melanjutkan doa-doa kita untuk para pemimpin kita. Kita boleh terus
mengkritik pemerintah tetapi jangan lupa untuk memanjatkan doa terbaik untuk
sang penguasa.
Fudhail ibn Iyadh, ulama besar di zaman tabi’ tabi’in berkata, “Seandainya
aku memiliki doa yang mustajab, niscaya akan aku tujukan untuk pemimpinku.”
Ya Allah, hidayahilah pemimpin kami yang sekarang. Jika beliau tidak mampu,
hadiahilah kami pemimpin yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar