SekolahMurabbi.com - (1) Sudah diduga. Israel tak punya power. Masyarakat Israel tidak seperti masyarakat dunia lainnya. Israel berdiri dari kumpulan masyarakat imigran.
(2) Perbedaan ras, kasta, hingga negara
asal membuat tatanan masyarakat Israel rapuh. Al-Qur'an mengistilahkannya
dengan bait al-'ankabuut (rumah laba-laba). Rumah paling rapuh.
(3) Satu-satunya pemersatu di Israel adalah
militer. Industri militer besar-besaran dibackup AS, Rusia, dan UE. Namun
kecanggihan alutsista, dipegang oleh tentara yang lemah mental.
(4) Al-Qur'an menggambarkannya dengan
istilah: quluubuhum syatta (hati mereka berpecah remuk). Bahkan tegas-tegas,
Al-Qur'an menggambarkan kemampuan tempurnya dengan istilah; bertempur (sambil
bersembunyi) di balik penghalang.
(5) Wajar, baru menghadapi pisau saja.
Militer Israel bersembunyi di balik tembok, tank baja, dan lari
terkencing-kencing.
(6) Wajar, bila masyarakatnya langsung
memesan tiket untuk pulang ke negara asal. Aktivis medsos di Israel, diramaikan
dengan ajakan berisi lagu untuk kembali ke tempat asal.
(7) Mereka was-was dengan kesuksesan HAMAS
di perang 2014. Khawatir intifadhah jilid III, mengancam nyawa dan harta benda
mereka. Terbukti, aktivitas Israel lumpuh. Angkutan umum kosong melompong. Toko-toko tutup.
(8) Mereka berpikir. Israel yang konon
memiliki Iron Dome, tapi rudal-rudal HAMAS tembus. Konon Israel melakukan
pengamanan superketat, tapi tentaranya jadi korban penusukan pejuang Palestina.
(9) Namun bukan
Yahudi, jika tidak licik. Melihat gelagat gelora intifadhah memuncak, Netanyahu
kembali menagih komitmen agen-agennya di negara Arab.
(10) Targetnya jelas. Jangan sampai
Intifadhah III berlangsung lama. Lalu mengundang perhatian masyarakat di dunia
Arab dan dunia Internasional. Netanyahu menempuh 5 cara sekaligus:
(11) Pertama: Mengerahkan kekuatan berlipat
di wilayah Al-Quds dan wilayah Palestina jajahan 1948. Militer ditargetkan
membunuh siapapun, tanpa peduli umur atau jenis kelamin.
(12) Kedua: Menagih komitmen
"koordinasi keamanan" pasukan keamanan Mahmud Abbas. Untuk hal ini,
Netanyahu bersedia memperhalus komunikasi dengan Abbas, plus tentunya dengan
beberapa pencairan pajak untuk Palestina yang ditahan Israel.
(13) Ketiga: Menekan penguasa-penguasa Arab
seperti Mesir, Emirates Arab, Jordania, agar memberi ultimatum kepada Abbas
untuk segera menghentikan Intifadhah III. Abbas dalam hal ini sangat tergantung
dengan 3 negara di atas.
(14) Keempat: Membiayai media massa
internasional untuk fokus memberitakan ISIS, konflik Syiria, kesepakatan nuklir
Iran, atau perang Houtsi. Diharapkan dunia tidak terlalu fokus pada Intifadhah
III.
(15) Kelima: Pemerintahan Netanyahu akan
mengumumkan di media nasional, penghentian kunjungan pejabat Israel ke Al-Quds,
menghentikan pembangunan perumahan, melarang aktivitas Yahudi di Al-Aqsha, dan
beramah tamah dengan Abbas.
(16) As-Sisi yang sempat disebut-sebut
"aktsaru wa'yan wafathanan" (lebih sadar dan cerdas) oleh Amir HT dan
disebut "penguasa berdaulat yang wajib ditaati" oleh Salafy An-Nour
pendukung kudeta di Mesir, langsung merespon dengan membuka perbatasan Refah
yang ia tutup selama lebih dari 250 hari berturut-turut.
(17) Kita pantau terus perkembangan
selanjutnya! Yang jelas, di foto kita saksikan tentara Israel yang bersenjata
lengkap lari terbirit-birit oleh kejaran tukang ayam Palestina. Sementara ada
lagi tentara Israel yang tak sempat mengenakan pakaian militer. Hanya karena
ada alarm peringatan, ada warga Palestina yang membawa pisau. Allahu Akbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar