SekolahMurabbi.com - Tahun 1938, Ustadz Hasan Al-Banna berpidato pada sebuah muktamar mahasiswa di Kairo. Di tengah pidato beliau tersebut, seorang peserta muktamar berteriak, “Hidup Hasan Al-Banna!”
Mendengar teriakan tersebut, Ustadz Hasan Al-Banna
diam sejenak lalu berujar, “Wahai Ikhwan, tidak ada lagi orang yang
meneriakkan pekikan untuk seseorang dalam dakwah kita. Dakwah kita adalah
dakwah Islamiyah Rabbaniyah yang berlandaskan akidah tauhid. Dakwah tidak akan
menyimpang dari akidah ini. Wahai Ikhwan, luapan semangat jangan membuat kalian
lupa pada prinsip-prinsip yang kita yakini. Pekikan kita adalah, “Ar-Rasul
Qudwatuna (Rasulullah teladan kita)!”.
Begitulah Ustadz Hasan Al-Banna. Beliau benar-benar
memiliki pemahaman aqidah yang kuat. Bibit-bibit penyakit figuritas dalam
jamaah dakwah ditolaknya dengan tegas. Seseorang mungkin memiliki rasa cinta
yang besar kepada sosok yang dikaguminya tapi kecintaan itu tidak boleh
melampai prinsip-prinsip aqidah.
Dakwah ini adalah dakwah yang mengajak
kepada Allah. Bukan mengajak pada person,
thariqat, mazhab, jam’iyyah, hizb atau tandzim tertentu yang kemudian melupakan
substansi untuk mengajak pada Allah; berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah Muhammad SAW sesuai dengan pemahaman para salafush shalih.
“Katakanlah, ‘inilah jalanku. Aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak kepada Allah dengan hujjah yang nyata.” (QS. Yusuf, 12: 108)
Semoga Allah senantiasa membimbing dan melindungi kita dari tipu
daya setan yang selalu berupaya menjauhkan kita dari jalan kebenaran.
Amin Ya Rabbal ‘alamin…
(Al-Intima’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar