SekolahMurabbi.com - Saya rasa pertanyaan di atas bisa jadi menghasilkan jawaban yang berbeda, tergantung di pihak mana Anda berada. Sebagai catatan, saya tidak berada di pihak manapun karena memang sejatinya saya sedang tidak menyandang salah satu dari dua status itu. Bahasa lainnya, saya untuk saat ini adalah seorang jomblo.
Sudahlah, kita lupakan saja nasib
yang sedang melanda saya. Sebab saya yakin semua akan indah pada waktunya.
Cieee cieeee. Di tulisan ini, saya hanya ingin memberikan analisis sisi-sisi
kejantanan antara tipe Tembak-Pacari dengan Lamar-Nikahi secara objektif di sini.
Pertama, bicara jantan berarti
bicara keberanian. Pertanyaannya adalah seberapa jantan ‘menembak’ dibanding
‘melamar’?
Nembak, biasanya dilakukan sembunyi-sembunyi, lewat
surat-surat, SMS, atau paling banter berempat mata. Mungkin adaa yang melakukannya
di depan umum. Tapi satu hal, nembak seringkali dilakukan tanpa seizin orang
tua si perempuan. Alasannya? Ah, kita semua sudah tahu itu.
Adapun laki-laki yang hendak melamar
sudah pasti akan berhadapan langsung dengan orang tuanya si pujaan hati. Bahasa
lain dari melamar adalah meminta izin orang tuanya untuk memacari anaknya
secara sah dan halal. Jadi, jantan mana?
Nah, kalau kita maksudkan jantan itu
adalah tanggung jawab. Pertanyaannya adalah seberapa bertanggung jawab memacari
dibanding menikahi?
Pacaran diikat oleh janji yang tak
jelas sementara akad nikah dicatat oleh negara dan malaikat. Bila ingin
menyudahi ikatan ini, maka orang yang berpacaran akan segera terlihat
ketidak-bertanggungjawabannya. Tinggal bilang “kita putus” lalu say good
bye.
Yang menikah? Tentu tidak semudah
itu! Agama dan negara mengatur cara “putus” orang-orang yang menikah. Mereka
yang sudah mencatatkan namanya di KUA harus memiliki alasan-alasan yang jelas
mengapa kemudian bercerai. Bila perlu, disidang sekalian. Tanggung jawab gak?
Ayo,yang mau menganalisa lebih
lanjut, silahkan komentar ya. Ini sepertinya akan menjadi diskusi yang menarik.
Hal terakhir yang ingin saya sampaikan
di sini adalah kepada kalian yang masih berpacaran dan suka mengejek
jomblo-jomblo berprinsip, lekas introspeksi ya (Lho, kok balik lagi ke sini
ya?). Mereka yang mempertahankan status single itu bukan karena tak
laku, tetapi karena sedang bersiap-siap untuk menjadi sesejatinya jantan. Lihat
saja, ketika kalian masih larut tergoda dunia putus-nyambung itu, mereka telah
berhasil menyempurnakan separuh agamanya.
Lihat saja!
Jomblo
Prinsip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar