/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Cinta Itu Setengah-setengah

Published On: 19.22.00 By : Unknown In :

SekolahMurabbi.com - Cinta itu setengah-setengah. Setengahnya kebahagiaan, setengahnya lagi perjuangan. Dan keduanya tak pernah bisa dipisahkan. Kau takkan dapatkan nikmatnya kebahagiaan bila tak kaurasai hebatnya perjuangan. Itu sama mustahilnya dengan mengharap pohon berbuah tapi tak pernah mau menanam benih di tanah ladang.


Cinta itu setengah-setengah. Setengahnya memiliki, setengahnya lagi ikhlas jika nantinya kehilangan. Mencintai yang fana tak boleh terlalu berlebihan. Sebab cinta buta adalah awal dari penderitaan. Kelak mereka yang tak memiliki setengah yang kedua di hatinya takkan siap menghadapi hidup saat hikayat cintanya menemui titik akhir bernama perpisahan.

Cinta itu setengah-setengah. Setengahnya terang-terangan, setengahnya lagi dilakukan diam-diam. Maka abadilah cinta kaum muslimin yang karena Allah. Ketika bertemu, jabatan tangan, tatapan mata dan bincang-bincang mereka adalah ungkapan cinta. Ketika berpisah, ke-salingcinta-an terungkap dalam doa-doa yang dipanjatkan. Sebelum mereka, Rasul akhir zaman telah lebih dulu meneladankan. Ia habiskan sebagian usianya berdiam diri di gua Hira’, memikirkan umat yang dicintainya sedang berada di titik nadir peradaban. Lalu ketika perintah datang, ia tak sedikitpun ragu menyatakan cintanya terang-terangan. Cinta itu, kita tahu, bernama dakwah Islam.

Cinta itu setengah-setengah. Setengahnya memberi, setengahnya lagi penerimaan. Menjadi pencinta berarti siap memberikan cinta untuk yang dicinta. Menjadi pencinta juga berarti siap menerima segala respon balik pemberian. Entah itu penghargaan, pujian, atau bahkan penolakan yang penuh caci maki dan hujatan. Jika ada orang yang siap memberi tapi tak siap menerima, ia sesungguhnya belum memahami hakikat mencintai. Lekaslah berkaca pada teladan terbaik kita, Rasulullah saw. Betapa ketika ia mendakwahkan cinta, yang diterimanya dari orang-orang yang dicintainya adalah kata-kata menyakitkan, perlakuan penuh kebencian, percobaan pembunuhan, bahkan tantangan untuk perang. Tapi cintanya tak padam. Seusai perang Badar, tawanan-tawanan itu bahkan dibebaskan. Ini bahasa cinta yang sulit kita pahami logikanya.

Cinta itu setengah-setengah. Setengahnya syukur, setengahnya lagi kesabaran. Sebab cinta adalah romantika kehidupan, kau takkan mampu menjalaninya dengan syukur sebagai bekal. Dalam perjalanan cinta, ada saat-saat di mana kau tak temui harapan sesuai keinginan. Jika tak memiliki sabar, mungkin kau akan memilih berhenti dan berpaling ke lain haluan. Tersebutlah Thaif dan saat-saat setelah ‘Amul Huzni, tempat dan waktu di mana Rasulullah saw. mengajarkan kita tentang menjalani cinta dengan kesabaran. Selepas kehilangan Khadijah dan Abu Thalib, dua sosok yang menamenginya selama ini, penduduk Thaif menolak dakwahnya dengan keras hingga terompahnya memerah teraliri darah. Masuk akal jika malaikat menawarkan kaum itu dibinasakan. Bukannya mengiyakan, Rasulullah malah mendoakan Thaif. Ini bahasa cinta yang sulit kita pahami logikanya.

Cinta itu setengah-setengah. Setengahnya kemesraan, setengahnya lagi penghormatan. Kemesraan menjaga cinta tetap menyala, tapi penghormatan menjadikannya lebih terhormat. Begitulah Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, ‘Ali dan sahabat-sahabat yang mulia mencintai Rasulullah saw. Mesra hingga lutut-lutut mereka bertemu dalam setiap majelis halaqah. Hormat hingga tak ada satu orangpun yang memanggil sang Nabi kecuali dengan panggilan “ya Rasulullah”.

Begitulah cinta adanya. Kau takkan pernah menjadi pencinta yang sempurna andai hanya memiliki setengahnya saja. Maka jadilah bahagia tapi tak lupa menjaga semangat perjuangan, memiliki namun siap ikhlas jika harus kehilangan, memesrai dengan menggenapkan penghormatan, memberi sekaligus menghargai segala pemberian, mengekspresikannya terang-terangan sembari tetap menyalakannya dalam diam dan memanjatkan syukur atas segenap kelebihannya, lalu bersabar atas segala kekurangannya.

Berat? Bisa jadi. Tapi begitulah cinta sejatinya. Dan kukabari kau, Kawan. Pencinta sejati di dunia ini jumlahnya hanya segelintir.

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com