/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Kisah Ashabul Ukhdud

Published On: 18.03.00 By : Muli HasNur In : ,

SekolahMurabbi.com - Iman Ahmad telah meriwayatkan dari Shuhaib, bahwa Rasullullah Saw bersabda .“ Di antara umat-umat sebelum kalian terdapat seorang raja yang yang memiliki seorang tukang sihir yang sudah tua. Tukang sihir tersebut berkata pada raja: ‘sesungguhnya usiaku semakin tua dan ajalku akan tiba, karena itu berikan seorang pemuda pada ku agar kuajarkan ilmu sihir.’ Maka raja itu pun menyerahkan seorang pemuda, kemudian dia diajari ilmu sihir. Di antara sang raja dan tukang sihir terdapat seorang rahib. Si pemuda mendatangi sang rahib dan mendengar ucapannya, maka dia terkagum-kagum dengan ungkapan dan gaya bahasa sang rahib.

            Suatu hari dalam perjalanannya ada seekor binatang yang mengerikan dan besar, sehingga mereka tidak dapat melewati jalan tersebut. Lalu si pemuda berkata. “pada hari ini aku mengetahui, apakah perintah si rahib yang lebih dicintai Allah atau perintah si tukang sihir’. Kemudian dia mengambil batu dan berdoa.’ Ya Allah, jika perintah si rahib lebih Engkau cintai dan ridhai daripada perintah tukang sihir, maka bunuhlah binatang ini  sehingga orang-orang dapat melewati jalan.’ Sang pemuda pun melempar batu dan binatang itu mati. 


            Kemudian diceritakan kejadian tersebut kepada sang rahib, lalu rahib berkata: ’ hai anakku, engkau lebih baik daripada diriku dan engkau akan diuji, hendaklah engkau tidak mengatakan tentang ku’. Sipemuda   dapat mengobati dan menyembuhkan orang-orang yang terkena penyakit.

            Sang raja memiliki seorang pembantu yang buta, pembantu tersebut mendengar tentang pemuda ini. Maka dia pun mendatanginya dengan membawa hadiah yang sangat banyak seraya berkata: “Sembuhkanlah diriku dan engkau akan mendapatkan apa yang ada disni. Dia pun  menjawab.’ Aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun, sebenarnya yang menyembuhkan itu hanya Allah yang Mahamulia dan Mahaperkasa. Jika engkau beriman kepada-Nya, maka aku akan berdoa sehingga Allah akan menyembuhkan kamu.

Maka pembantu itu pun beriman, kemudian sang pemuda pun mendoakannya, lalu Allah memberikan kesembuhan kepadanya. Setelah itu si pembantu mendatangi sang raja, dia duduk didekatnya sebagaimana biasa dia lakukan. Sang raja berkata padanya’. Hai fulan siapa yang mengembalikan penglihatanmu?’. ‘Rabb-Ku,’ jawab nya. ‘ Aku,’  tanya sang raja tersebut. Si pembantu menjawab  ‘ Tidak, Rabb-Ku dan Rabb-Mu’. ‘Apakah engakau mempunyai Rabb selain diriku?’ tanya sang raja. Dia pun menjawab: ’ Rabb-Ku dan Rabb-Mu adalah Allah’.

Kemudian si pembantu di siksa terus-menerus sehingga akhirnya dia memberitahu tentang sang pemuda, sang pemuda pun di bawa menghadap raja. Sang raja berkata,’ Telah sampai padaku bahwa sihirmu dapat mengobati dan menyembuhkan segala macam penyakit’. Sang pemuda menjawab: aku tidak dapat menyembuhkan penyakit hanya tuhan saja yang dapat menyembuhka penyakit’.  Sang raja berkata ‘Aku!’. Pemuda menjawab: ‘Tidak!’. Sang raja bertanya lagi:’ Apakah ada rabb selainku’. Dia menjawab:’ Rabb-Ku dan Rabb-Mu adalah Allah’.

Maka disiksanya pemuda tersebut, hingga dia memberi tahu tentang sang rahib, lalu sang rahib di bawa menghadap raja. Diperintahnya sang rahib untuk meninggalkan agamanya. Tetapi rahib itu menolak melakukannya. Maka raja membunuh sang rahib dengan cara menggergaji di tengah-tengah kepalanya sehingga badanya terbelah menjadi dua. Lalu dia perintahkan pembantu yang buta tadi untuk meninggalkan agamanya, namun si pembantu menolaknya , sehingga dia di gergaji di tengah-tengah kepalanya hingga badannya juga terbela menjadi dua. Kemudian raja berkata pada pemuda tadi “ tinggalkan agamamu.” Namun pemuda itu tetap menolak.

Raja mengutus pengawalnya untuk membawa sang pemuda ke sebuah gunung, seraya berkata: “Jika kalian telah sampai dipuncak, bila dia mau meninggalkan agamanya maka biarkanlah dia, namun bila tidak mau maka gulingkanlah dia. Pada saat mencapai puncak gunung, pemuda itu berdoa:”Ya Allah. Selamatkanlah aku sesuai kehendak-Mu’. Kemudian gunung itu pun berguncang, hingga akhirnya mereka semua terguling. Sang pemuda tadi selamat dan mendatangi sang raja. Raja bertanya :’ Apakah yang telah terjadi pada orang-oarang yang mengawalmu?’ Dia menjawab:’ Allah telah menyelamatkan diriku dari mereka’.

Selanjutnya raja mengutus lagi pengawalnya dan berkata: ‘jika kalian telah sampai di tengah lautan, bila dia mau meninggalkan agamanya maka biarkanlah dia, namun bila tidak mau maka tengelamkan dia. Pada saat mereka ditengah lautan, pemuda itu berdoa:”Ya Allah. Selamatkanlah aku sesuai kehendak-Mu’. Maka mereka pun semua tengelam. Pemuda ini kembali lagi kepada raja. Raja bertanya lagi :’ Apakah yang telah terjadi pada orang-oarang yang mengawalmu?’ Dia menjawab:’ Allah telah menyelamatkan diriku dari mereka’. Selanjutnya pemuda itu berkata: sesungguhya engkau tidak dapat membunuhku, sebelum engkau melakukan apa yang aku katakan. Raja pun bertanya: ‘apakah it?’ si pemuda engkau harus mengumpulkan orang-oarang di tanah lapang, lalu engkau mengikat diriku di batang pohon, lalu ambil panah miliku, kemudian ucapakanlah:’ Dengan menyebut nama Allah, Rabb pemuda itu’. Jika engkau melakukan hal tersebut, maka engkau baru bisa membunuh ku.

Kemudian raja pun melakukan hal sebut. Anak panah meluncur mengenai pelipis pemuda tersebut dan dia pun wafat. Maka orang-orang yang menyaksikan hal tersebut pun berkata:’ Kami beriman kepada Rabb pemuda itu. Bagaimana pendapatmu setelah melihat apa yang engkau hindari selama ini?. Demi Allah, sesungguhnya  hal itu telah terjadi. Semua orang telah beriman kepada Allah.

Sang raja yang murka kepada orang-orang yang telah beriman dan diperintahkannya para prajuritnya untuk mengali parit-parit dan menyalakan api di dalamnya, seraya berkata :’ barang saiapa yang mau meniggalkan agamanya, maka biarkan lah mereka tetap hidup dan jika tidak maka lemparkanlah mereka dalam parit tersebut”. Orang-orang beriman tersebut saling tarik menarik dan dorong-mendorong hingga akhirnya datang seorang wanita dengan mengendong bayinya yang masih disusuinya, dia pun merasa takut terperosok ke dalam api. Maka bayi dalam gendonganya berkata: ‘ wahai ibuku bersabarlah, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran. Orang-orang yang tetap pada keimanannya dibakar dalam parit tersebut

Sumber. Tafsir surat Al-buruj. Ibnu Katsir jus 30.

Tentang Penulis

Mulizani

***

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com