SekolahMurabbi.com - Berwudhu’ merupakan salah satu aktivitas penting dalam
fiqih. Ia merupakan syarat diterimanya shalat. Jika wudhu’nya benar, maka boleh
jadi shalatnya ikut benar. Tapi jika wudhu’ saja masih salah, bagaimana mungkin
amalan shalat akan diterima oleh Allah?
Ada banyak keutamaan wudhu’. Di antaranya, ia merupakan
salah satu sarana penggugur dosa-dosa kecil sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ
"Maukah
kalian aku tunjukkan tentang sesuatu (amalan) yang dengannya Allah menghapuskan
dosa-dosa, dan mengangkat derajat-derajat?" Mereka berkata, "Mau,
wahai Rasulullah!!" Beliau bersabda, "(Amalan itu) adalah
menyempurnakan wudhu’ di waktu yang tak menyenangkan, banyaknya langkah menuju masjid,
dan menunggu sholat setelah menunaikan sholat. Itulah pos penjagaan". [HR. Muslim
(586)]
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu
'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :
إذا توضأ العبد المسلم أو المؤمن فغسل وجهه خرج من وجهه كل خطيئة نظر إليها بعينيه مع الماء أو مع آخر قطر الماء فإذا غسل يديه خرج من يديه كل خطيئة كان بطشتها يداه مع الماء أو مع آخر قطر الماء فإذا غسل رجليه خرجت كل خطيئة مشتها رجلاه مع الماء أو مع آخر قطر الماء حتى يخرج نقيا من الذنوب
"Jika
seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu’ lalu ia membasuh wajahnya maka
keluar dari wajahnya seluruh dosa yang merupakan buah dari pandangan kedua
matanya bersama air atau bersama tetesan air yang terakhir. Jika ia membasuh
kedua tangannya maka keluar dari kedua tangannya seluruh dosa yang dilakukan
oleh pukulan tangannya bersama air atau bersama tetesan air yang terakhir. Jika
ia membasuh kedua kakinya maka keluarlah seluruh dosa yang dilangkahkan oleh
kedua kakinya bersama dengan air atau bersama tetesan air yang terakhir, hingga
iapun keluar dalam kondisi bersih dari dosa-dosa" (HR
Muslim).
Begitu besarnya keutamaan berwudhu’. Karenanya hendaklah
setiap kita memperhatikan hal-hal berikut ini ketika hendak berwudhu’.
1. Perhatikan Adab Berwudhu
Berwudhulah dengan tertib dan memperhatikan adabnya. Jangan
tergesa-gesa. Upayakan tidak berbicara selagi berwudhu.
2. Camkan Keutamaannya
Selain menghapus dosa-dosa kecil sebagaimana yang
disebutkan pada hadits-hadits di atas, keutamaan wudhu’ lainnya adalah sebagai
tanda pengikut Nabi shallallahu 'alaihi wasallam [HR. Muslim dalam Ath-Thaharah, bab: Istihbab Ithalah
Al-Ghurroh (583)], separuh iman [HR. Muslim dalam Ath-Thaharah, bab: Fadhl Ath-Thaharah
(533)], jalan menuju surga [HR. Bukhari dalam Al-Jum’ah, Bab: Fadhl Ath-Thaharah fil Lail wan Nahar (1149), dan Muslim (6274)], dan pelepas ikatan setan [HR. Bukhari
(1142 & 3269) dan Muslim (1816)].
3. Fakta Ilmiah
Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater
dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang
menakjubkan tentang wudhu. Ia mengemukakan bahwa pusat-pusat syaraf yang paling
peka, yaitu sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat
sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menghubungkan hikmah wudhu yang
membasuh pusat-pusat syaraf tersebut.
Ia bahkan merekomendasikan agar wudhu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan. Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
Ia bahkan merekomendasikan agar wudhu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan. Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
4. Sempurnakan Wudhu’ dengan Sunnah-sunnahnya
Di antara sunnah berwudhu’ adalah mengucapkan
basmalah, bersiwak, menghadap kiblat, berkumur-kumur, istinsyaq (menghirup atau memasukan air ke dalam lubang
hidung, lalu menghirupnya dalam sekali nafas
sampai ke dalam hidung yang paling dalam) dan istinsyar (mengeluarkan air atau menyemburkannya dari hidung sesudah
menghirupnya), menyela-nyela jari
tangan dan kaki, membaca doa setelah berwudhu’ dan shalat sunnah 2 rakaat
setelahnya.
5. Jangan Tabdzir
Seringkali kita temui orang yang berlebih-lebihan
dalam berwudhu, yaitu menggunakan air secara boros. Hal ini tentu bertentangan
dengan ajaran Islam yang melarang setiap muslim bersikap tabdzir.
إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوراً
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah
saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhan-nya.” (QS. Al-Isra’: 27)
Karenanya, hendaklah menggunakan air sewajarnya. Jika berwudhu’
menggunakan keran, bukalah keran secukupnya. Bayangkanlah saudara-saudara kita
di belahan bumi lain yang kesulitan mendapatkan akses air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar