SekolahMurabbi.com - Islam
adalah agama yang menyeluruh. Ia mengatur seluruh sendi kehidupan manusia,
termasuk bagaimana seorang muslim mengakhiri harinya (tidur). Lalu,
bagaimanakah cara tidur yang dianjurkan dalam Islam? Berikut penjelasannya.
Ibnu Qayyim al Jauziyah dalam Zaadul
Ma’ad membuat salah satu sub bab berjudul Posisi Tidur yang Paling Buruk.
Beliau menjelaskan bahwa posisi tidur yang paling buruk adalah tidur tengkurap.
Thakhfah Al Ghifariy pernah tidur
tengkurap di Masjid Nabawi akibat begadang. Di waktu sahur, Rasulullah
menggerak-gerakkannya dengan kaki beliau seraya bersabda:
إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ يُبْغِضُهَا اللَّهُ
“Sesungguhnya ini adalah cara tidur
yang dibenci oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Daud)
Sahabat yang lain juga pernah
mengalami hal serupa. Ia tidur dengan posisi tengkurap. Rasulullah pun
menggerak-gerakkan kaki beliau ke badannya seraya bersabda:
يَا جُنَيْدِبُ إِنَّمَا هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ
“Wahai Junaidib, tidur seperti itu
seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam pendekatan sains, ketika
seseorang tidur tengkurap, dada dan perut tertekan sehingga menghalangi
pernafasan. Ketika seseorang tidur tengkurap, kepalanya kadang miring ke
samping, kadang menghadap ke bawah. Kepala menghadap ke bawah membuat
pernafasan terganggu. Selain
itu, tidur tengkurap juga membuat posisi jantung terhimpit sehingga aliran
darah terganggu dan kinerja otak terganggu.
Dalam sebuah penelitian di Inggris
pada tahun 1990 yang meneliti 72 kematian anak, 67 di antaranya meninggal bukan
karena penyakit. Mereka meninggal dipicu oleh posisi tidur tengkurap, atau
pakaian yang terlalu ketat dan peningkatan temperatur lingkungan.
Hasil penelitian dari University of
Chicago Illinois menunjukkan bahwa resiko kematian tidur tengkurap lebih besar
terjadi pada orang yang menderita epilepsi.
Masya Allah… ternyata ilmu pengetahuan
modern sangat mendukung apa yang disabdakan Rasulullah lebih dari 14 abad yang
lalu. Padahal Muhammad sebelumnya tidak dikenal sebagai seorang tabib atau
dokter. Beliau juga tidak diajari oleh guru di bidang kesehatan dan kedokteran.
Namun banyak hadits beliau tentang kesehatan yang jika diteliti beberapa abad
kemudian, ternyata terbukti ada penjelasan ilmiahnya.
Wallahu a’lam bish shawab. (Bersamadakwah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar