SekolahMurabbi.com - Kita patut bergembira melihat geliat masjid-masjid kampus yang semakin hidup. Tanpa bermaksud menafikan yang lain, masjid kampus terasa sangat istimewa sebab merupakan perpaduan dua pilar kebangkitan. Dua pilar itu adalah masjid itu sendiri sebagai pusat spiritual umat dan kampus sebagai pusat intelektual masyarakat.
Perpaduan dua kekuatan ini
diharapkan menghasilkan generasi bangsa yang tidak hanya cerdas, tapi sekaligus
shalih. Kondisi bangsa yang sedang sakit ini sudah lebih dari cukup untuk
menjelaskan bahwa hakikatnya tanah air ini tak pernah kekurangan orang-orang
cerdas. Yang menjadi masalah adalah sedikitnya orang-orang cerdas yang punya
pemahaman agama yang kuat. Spiritual yang rapuh seringkali berhasil merubah
arah niat yang awalnya mulia lalu akhirnya menjadi pengkhianat. Niat
memperbaiki tergerus oleh hasrat memperkaya diri. Semangat merenovasi terlindas
ego dan ambisi. Kejayaan yang dicita-citakan menguap hilang jauh sebelum niat
suci itu dimulai realisasinya.
Menguatnya peran masjid di
kampus-kampus adalah solusi tepat mengatasi krisis ini. Mahasiswa, yang menjadi
simbol intelektual, diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan spiritualnya. Maka
muncullah program-program yang sangat bagus untuk terus dijalankan dan
dikembangkan ke depan. Sebut saja, ada program pembinaan mahasiswa baru yang
dimulai dengan shalat Shubuh berjamaah dan dilanjutkan dengan kajian tafsir
Alquran. Atau munculnya program pembinaan mahasiswa dalam kelas-kelas
mentoring. Juga, agenda-agenda lain seperti mengadakan kajian-kajian,
majelis-majelis keilmuan, peringatan-peringatan keagamaan yang semuanya itu
dipusatkan di masjid kampus.
Bila kita menilik sejarah,
Rasulullah saw. juga melakukan hal yang serupa ketika hendak membangun
peradaban Islam yang mulia. Madinah adalah target Rasul saw. sebagai markas dan
titik mula pembangunan peradaban. Ketika hijrah dari Makkah, maka yang pertama
sekali Baginda lakukan adalah membangun masjid di Quba di pinggiran Madinah.
Ini adalah isyarat bahwa masjid
adalah awal mula kejayaan Islam. Sejarah menunjukkan bahwa di jantung kota
Madinah, Rasul juga membangun sebuah masjid yang kemudian kita kenal dengan
nama Masjid Nabawi.
Kembali ke masjid kampus, turut
berpartisipasi dalam menghidupkan masjid kampus adalah hal yang sudah
sepantasnya kita lakukan. Kita ramaikan jamaah shalat fardhunya, kita hadiri
kajian-kajian keislamannya, kita semarakkan peringatan hari-hari besarnya.
Semoga upaya seperti itu semakin menarik banyak orang untuk mengikatkan hatinya
dengan masjid. Lalu ketika jamaah semakin ramai memadati shaf-shaf masjid, kita
bisa bersama-sama meneriakkan: “Kejayaan itu bermula dari sini!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar