SekolahMurabbi.com - Suatu waktu, seorang ikhwah pernah mengadukan kegalauannya kepada saya. “Akh, rasa-rasanya jamaah ini tak semesra dulu. Ukhuwwah kian terasa kering. Kader-kader ini seperti tak terikat lagi dalam satu jamaah. Kalaupun masih, seperti ada jarak di antara mereka.”
Saya memaklumi kegalauan seperti itu
sebab ia mengutarakannya ketika sedang dilanda kegalauan yang luar biasa. Waktu
itu, ia sedang dikacaukan oleh fikrah lain yang menjelek-jelekkan jamaah
ini. Tak berapa lama kemudian, beliaupun keluar dari jamaah. Meredupnya
ukhuwwah menjadi salah satu alasan yang kemudian disampaikan kepada saya. Wallahu
a’lam.
Saya sebenarnya juga pernah
merasakan hal yang sama. Di awal-awal menjadi bagian dari jamaah, saya seperti
menemukan keluarga baru yang luar biasa. Kasih sayang, semangat, dan perhatian
rasa-rasanya saya dapatkan lebih banyak di sini daripada di dalam keluarga
sedarah di kampung halaman. Tapi seiring perjalanan, kok porsinya
semakin berkurang ya?
Saya akhirnya menyadari bahwa tak
selamanya kita menjadi penerima. Maksud saya, menjadi orang yang diperhatikan,
disemangati dan di-kasihsayang-i (mohon maaf bila istilahnya kurang tepat). Waktu
terus berjalan dan estafet dakwah kampus tak selamanya dipegang oleh orang yang
sama. Kini, sudah saatnya kita beralih dari tugas pasif ke tugas aktif. Kitalah
yang sekarang harus mengasihi, menyayangi, menyemangati dan memperhatikan
saudara-saudara kita yang baru saja bergabung ke dalam lingkaran dakwah.
Dengan demikian, bara ukhuwwah akan
terus menyala dan tidak akan ada lagi yang galau hingga mengambil kesimpulan
sendiri. Apalagi sampai menjadikan kesimpulan itu sebagai alibi untuk keluar
dari jamaah ini.
Jadi, kalau ditanya siapa yang harus
bertanggungjawab atas meredupnya ukhuwwah ini, maka jawablah dengan menunjuk
orang yang bertanya itu. Ketika nyala api kian kecil, maka menggalau ria tak
akan membuatnya membesar. Tapi sedikit tiupan yang antum lakukan akan
menjadikannya menyala kembali.
Mari menyalakan ukhuwwah, mari
memulai dari diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar