SekolahMurabbi.com - Adakalanya strategi-strategi yang telah kita susun untuk dakwah ini ternyata tak berdaya guna dan tak tepat sasaran ketika dijalankan di lapangan. Berbagai hambatan yang luput dari analisis awal kita datang mengacaukan bak angin ribut yang tiba-tiba menerjang di tengah siang benderang. Makar-makar yang dibuat oleh musuh dakwah dengan enteng merusak rancangan yang telah kita susun jauh-jauh hari dengan segenap tenaga dan pikiran. Seringkali, saat-saat seperti itu kita terpukul, merasa kalah lalu jatuh tak berdaya. Bahkan tak jarang yang mengeluh, “Kapan pertolongan itu datang?”
Saudaraku, pertolongan Allah itu
dekat. Amat dekat. Sedekat engkau dengan-Nya. Percayalah, tidak ada ikhtiar
yang sia-sia di jalan ini. Tidak ada pengorbanan yang luput dari penglihatan-Nya.
Tidak ada setetes peluh yang jatuh yang alpa dari catatan-Nya.
Di saat-saat demikian, yang harus
kita lakukan pertama sekali adalah mencari tahu faktor internalnya. Ketika rencana
kita gagal, maka sebenarnya itu adalah isyarat dari Allah bahwa ada faktor ‘hitam’
yang mengotori jalan-Nya. Ksatria dakwah harus segera membersihkannya.
Lalu kegagalan juga menjadi sebuah
kesempatan untuk meyakini dan mengakui kelemahan kita ketika dihadapkan dengan
takdir-Nya. Pengakuan seperti ini bagi seorang kader dakwah adalah wujud dari
keimanan yang kokoh. Pengakuan ini juga memberinya energi yang bahkan bisa jadi
lebih bertenaga daripada sebelumnya.
Keimanan yang kokoh akan membuat
kita percaya bahwa ada makar lain yang sedang disiapkan-Nya untuk
pejuang-pejuang yang senantiasa dalam barisan. Bukankah Ia sebaik-baik pembuat makar?
Maka, akui siasat kita tak selamanya
menang. Tapi juga harus kita yakini skenario Allah akan selalu berjaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar