SekolahMurabbi.com - Hampir seluruh masjid di Indonesia memiliki simbol kemusyrikan. Hal itu disampaikan oleh Ustadz Mizaj Iskandar ketika menanggapi pertanyaan pada kajian Tafsir Al-Munir di Mesjid Jamik Kopelma, Minggu (25/10).
Pertanyaan diajukan oleh seorang
mahasiswa Fakultas Hukum yang merupakan peserta program Subuh Education 2015
yang merupakan program UP3AI Unsyiah. Sang mahasiswa awalnya menanyakan hukum
menghormati benda mati seperti Merah Putih, apakah bisa tergolong ke dalam
syirik atau tidak.
“Bendera merah putih adalah
representasi dari para pahlawan bangsa yang telah mengorbankan nyawanya demi
membebaskan bangsa dari penjajahan. Maka sebenarnya ketika menghormati bendera,
kita sesungguhnya menghormati para pahlawan. Dan itu tidak digolongkan ke dalam
syirik,” papar ustadz Mizaj.
Lebih lanjut, ustadz Mizaj
menjelaskan bahwa simbol bukan sesuatu yang dipermasalahkan dalam Islam. Urusan
terpenting dalam ibadah adalah perkara niat.
“Jika kita perhatikan, sebenarnya
hampir seluruh mesjid di Indonesia ini memiliki simbol kemusyrikan. Bulan dan
bintang adalah tuhan bagi bangsa Babilonia dan hampir semua mesjid kita
memasang bulan dan bintang di kubahnya. Tapi itu tidak menjadi masalah sebab
kita berniat beribadah kepada Allah, bukan kepada bulan dan bintang.”
Seperti biasa, seusai shalat Subuh
berjamaah, ustadz Mizaj menyampaikan kajian Tafsir Al-Munir di hadapan jamaah. Dua
minggu belakangan, masjid terlihat lebih ramai dengan adanya kegiatan Subuh
Education dari UP3AI Unsyiah. (yf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar