“ jika kau ingin hidup dengan cara yang membuat agamamu
terjaga dan bagianmu terpenuhi dan martabatmu terpelihara, Jagalah Lidahmu, dan jangan pernah menyebut-nyebut kesalahan orang
lain karena ingat bahwa kau, kau sendiri, punya kesalahan dan orang lain punya
lidah” (Ahmat Zarruq)”
Lidah merupakan salah satu otot rangka yang berada dalam
rongga mulut. Lidah juga salah satu nikmat yang dikaruniakan Allah pada setiap
hambanya. Melalui lidah setiap kata-kata keluar, setiap kata yang keluar dari
mulut itu bisa berupa nasehat atau perkataan yang keji sadar maupun tidak.
Dari kata Ahmat Zarruq diatas “Jagalah Lidahmu” yang
menjadi pertanyaan kenapa beliau menyuruh untuk menjaga lidah? Karena disaat lisan tak lagi mampu untuk
berkata hal-hal yang baik maka akan banyak hal buruk yang akan keluar dari
lisan kita. Maka disinilah kata “Jagalah Lidahmu” berfungsi. Karena disaat kita
tidak mampu menjaga lidah kita maka akan banyak bahaya yang timbul pada diri sendiri maupun orang lain.
Ketahuilah bahwa bahaya lidah itu sangat besar dan tidak
ada orang selamat darinya kecuali dengan diam. perkataan terbagi dalam 4 bagian
pertama perkataan yang berbahaya sepenuhnya, ke dua mengandung mengandung
bahaya dan mafaat maka dalam dua bagian perkataan ini kita harus diam. ketiga
tidak mengandung bahaya dan mafaat maka bila kita melakukan hal ini maka kita
akan banyak menyia-nyiakan waktu dan merupa sebuah kerugian, ke empat
bermanfaat sepenuhnya, jadi setiap kata-kata yang keluar dari lidah kita adalah
kata-kata yang bermanfaat, jika tidak bermafaat maka diam lebih utama.
Mengapa diam lebih utama?
karena banyak hal yang berbahaya yang akan keluar dari lidah kita, seperti ghibah, berkata keji, dusta, atau akan
terjadinya perdebatan. Dalam rutinitas sehari-hari banyak kita jumpai orang-orang disekitar atau
bahhkan kita sendiri tanpa sengaja mencela atau membicarakan kesalahan saudara
kita dengan nada yang sinis, seakan-akan kesalahan itu tidak akan pernah
terjadi pada kita, apakah kita dapat menjamin kesalahan itu tidak akan menimpa
kita? Bagaimana perasaan kita jika hal itu menimpa kita, tidakkah kita akan
sakit hati dan tertekan. Ingatlah kita juga memiliki kesalahan dan orang lain
juga punya lidah membicarakan kesalahan kita. Jika kita menutupi aib saudara
kita maka Allah juga akan menutupi aib kita.
Referensi:
Tazkiyatun Nafs, Said Hawwa
Satu Tiket Ke Surga, Zabrina
A.B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar