Mungkin, suatu hari, kamu pernah mendapati
sahabatmu berkata “ aku ingin segera menikah! ternyata menurut sahabat kita
yang telah menikah , menikah adalah perkara yang sangat membahagiakan.” Akan
tetapi, disisi lain, kamu juga mendapati teman lainnya berkomentar, “sungguh,
haruskah aku tidak menikah? Bagiku menikah akan menghadirkan banyak rasa sakit,
persis yang pernah dialami keluargaku."
Sahabat, terkadang sering sekali komentar
serupa hadir dan terus datang mengusik hati dan fikiran kita. Banyak orang yang
bahagia atas pernikahannya sehingga kita juga ingin menikah dikarenakan
kebahagiaannya. Namun, tidak sedikit pula kita dapati keinginan menikah seolah
pupus oleh pengalaman pahit dari pernikahan orang-orang sekitar.
Sahabat, sungguh! Perkara menikah bukanlah tentang kebahagiaan ataupun
kesedihan semata. Ia adalah perkara ibadah, dimana setengah Din sebagai ukuran.
Ia adalah perkara “akad” yang menghalalkan beberapa hal yang semulanya haram.
Memang tidak salah rasanya ketika seseorang mengharapkan kebahagiaan dari
sebuah pernikahan, bukankah kebahagiaan juga sebahagian dari rahmat Allah? Akan
tetapi, akan sangat mengecewakan nantinya jika kita terus menganggap pernikahan
sebagai “hal” yang indah sahaja. Ya, pernikahan sejatinya harus diniatkan
ibadah. Karena, setiap kebahagiaan itu nantinya akan menjadi jalan kesyukuran,
dan setiap kesedihannya juga akan menjadi sarana kesabaran.
Jadi
ketika kita dapati pertanyaan “kenapa aku harus menikah?” mari siapkan jawaban
“karena ia adalah ibadah!”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar