Obat Hati
Siapa orang yang tidak pernah sakit hati? Hampir setiap orang pernah mengalami yang namanya sakit hati, galau, cemas, was-was, dan perasaan tidak enak lainnya. Hati yang sakit berarti butuh yang namanya obat. Apa obatnya? Jika kita menilik lirik dari lagunya Opick yang berjudul Tombo Ati. Tombo ati atau obat hati ada lima macamnya, salah satunya adalah mujalasah ash-shalihin (berkumpul dengan orang-orang shalih). Allah pun juga telah menyebutkan dalam surat An-Nisa ayat 69 bahwa orang-orang shalih adalah sebaik-baik teman yang mampu dijadikan sebagai penawar hati.
“Dan
barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan
bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para
pecinta kebenaran, orang yang mati syahid, dan orang-orang yang saleh. Mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya.” Betapa mulianya
orang-orang yang shalih disandingkan dengan para nabi, para pecinta kebenaran,
dan para pejuang yang mati syahid di jalan-Nya.
Mengapa berkumpul
dengan orang yang shalih termasuk obat hati? Berkumpul dengan orang shalih
bukan sekadar kumpul biasa, duduk melingkar dengan orang shalih tidak sekedar
duduk manis saja, berjumpa dan bercerangkama dengan orang shalih bukan obrolan
yang biasa pula. Ketika kita berkumpul, duduk, berjumpa dan bercerangkama
dengan orang shalih, kita akan merasakan sensasi dan ukhuwah yang berbeda.
Konten dari pembicaraannya bukan bualan dan omong kosong belaka. Setiap tutur
kata yang keluar dari mulutnya adalah hikmah nan bijaksana, yang senantiasa
mengingatkan pada Allah Azza wa Jalla.
Mencari
yang Shalih
Mencari teman yang
shalih tidaklah sulit. Allah sudah memberikan kemudahan-kemudahan dalam memilih
teman. Dalam Al Quran banyak disebutkan ciri-ciri orang yang shalih, yang bisa
kita jadikan sebagai sahabat, diantaranya adalah pada surat Al Kahf ayat 28,
“Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama
orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap
keridhaan-Nya.” Teman yang shalih
adalah teman yang senantiasa bersabar di jalan kebenaran, yang senantiasa
mengingat Allah dari mulai dari ia membuka mata hingga memejamkannya kembali.
Dalam surat Al
Imran ayat 114 juga disebutkan bahwa, “Mereka
beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah
dari yang munkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka
termasuk orang-orang saleh.” Coba
amati apakah kita bergaul dengan teman atau orang yang beriman kepada Allah dan
hari penghabisan? Apakah mereka mengajak yang ma’ruf dan mencegah yang munkar?
Atau malah sebaliknya? Dan apakah mereka juga bersegera dalam melakukan
kebaikan atau malah malas-malasan, ogah-ogahan, dan “entar-entaran”?
Di ayat lain Allah juga memberikan ciri
dari orang shalih yang mampu dijadikan sebagai pagar pembatas dari dosa-dosa.
“Dan
tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (Al Maidah:2)
Keuntungan
Bersama Mereka
Fadlan Al-Ikhwani dalam bukunya Penawar Lelah Berbuah Jannah, dituliskan
empat keuntungan berkumpul dengan orang shalih.
Pertama, akan
memicu diri berperilaku shalih seperti mereka.
Kedua, saling
mengambil manfaat yang baik.
Ketiga, saling
mengingatkan jika tergelincir melakukan kesalahan.
Keempat, saling
menyemangati untuk berfastabiqul khairat.
Bisa ditambahkan
yang kelima adalah berkumpul dengan
orang shalih mampu menjaga rasa malu. Malu ketika teman kita lancar
murojaahnya, nambah hafalannya, rutin sedekahnya, rajin tahajudnya, kuat puasa
sunnahnya, dan tak pernah ketinggalan sholat dhuhanya. Sedangkan diri ini masih
saja berkutat dengan seribu satu alasan dan masih asyik dengan kegalauan yang
tidak semestinya dibuat galau. Bayangkan jika kita tidak bersama dengan orang
yang shalih, jika melewatkan amalan-amalan di atas itu adalah hal yang biasa,
dianggap wajar, dan tidak akan memberikan efek apapun. Mengapa demikian? Karena lingkungan kita tidak ada yang
melakukannya, tidak ada alarm untuk kita, dan hal ini bisa menjadikan rasa malu
hilang seketika.
Berada dalam
barisan, lingkaran, dan lingkungan orang yang shalih memberikan kenikmatan yang
tidak hanya dirasakan di dunia tetapi berlanjut hingga ke surga. Itulah
mengapa berkumpul dengan orang yang
shalih mampu menjadi obat hati dan penawar lelah. Jangan hanya sibuk mencari
tetapi juga menjadi. Tidak hanya mencari teman yang shalih tetapi juga berusaha
untuk menyalihkan diri.
Selamat bergabung
dengan orang-orang yang shalih, yang akan menguatkan ketika iman kita kendur,
yang menentramkan jiwa, yang akan menemani langkah kita di bumi dan menjadi
sahabat sejati di surga abadi.
Nadifa
Salsabila
Mahasiswa
aktif jurusan S1 Akuntansi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Aktif di
Lembaga Dakwah Fakultas dan ALQUMI (Asosiasi Lembaga Alquran Mahasiswa
Indonesia), Komunitas Baca Dua Lima. Book addict, Writer wanna be. e-mail: nadifasn@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar