/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Hidup Berdua Atau Mati Jomblo!

Published On: 11.53.00 By : Unknown In :

SekolahMurabbi.com - Ini mungkin pemeo paling diskriminatif. Jika dulu teriakan “hidup mulia atau mati syahid!” digaungkan untuk menyemangati para pejuang kemerdekaan, yang ini saya tujukan kepada kalian yang menjadi bagian dari para pejuang pernikahan (baca: jomblo). Terdengar agak satiris. Karenanya, sedikit menyakitkan. Tapi mari kita berpikir positif saja.

Catatan: Artikel ini adalah kiriman pembaca sekolahmurabbi.com.

Pesan yang ingin saya sampaikan adalah agar para jomblo menyegerakan menikah. Hikmahnya buaanyak sekali. Menyempurnakan agama, mencegah maksiat, mempersiapkan generasi hingga mensyiarkan Islam. Saya agak kesal sebab nikah muda yang digaungkan baru sebatas teori. Di lapangan, kalian para jomblo muda masih belum berhasil menampilkan contoh. Sebagian besar masih berkutat pada alasan klasik; belum ada izin orang tua, tidak mau ‘melangkahi’, belum siap secara finansial, belum ada rumah, belum ini-itu, dan belum-belum lainnya. Padahal semua ‘belum’ itu bisa diatasi.

Belum ada izin orang tua? Dekati mereka dengan baik lalu jelaskan baik-buruknya menyegerakan menikah. Tanyakan, lebih baik mana pacaran dengan nikah? Lebih banyak mana dosanya? Kalau bapak melarang saya menikah, berarti bapak telah memberikan saya peluang untuk bermaksiat (upayakan mengucapkan kalimat ini kepada orang tua dengan nada lembut, dan pastikan di tanganmu sedang tidak ada pisau dapur).

Tidak mau ‘melangkahi’? Itu aturan agama apa? Jangan buat aturan-aturan baru lah. Islam ini sudah paripurna, tak perlu lagi direvisi (memangnya ini skripsi?).

Belum siap finansial? Ini alasan paling purba. Apa standar siap finansial? Kalau kamu sudah punya penghasilan tetap (sekalipun kecil), datangi saja si calon mertua. Ditolak? Itu calon mertua matre. Tinggalkan. Gak perlu sembah-sujud. Cari calon mertua lain yang pikirannya lebih waras dan pemahaman Islamnya lebih dalam. Ingat, orang yang menikah itu takkan ditelantarkan sama Allah.

Belum ada rumah? Terus kapan mau buat rumah? Usia 40 tahun?

Alasan kalau dibuat akan terus ada. Dan alasanlah yang menjaga para jomblo berhasil jalan di tempat sampai detik ini. Tidak ada gebrakan.

Terus juga saya paling tidak sepakat dengan kalimat ini.

Jika ada bapak-bapak yang bertanya “kapan nikah?”, kamu tanya balik ke beliau, “Bapak kapan mati?”

Lho, orang tua tanya baik-baik, kok malah jawabannya tidak sopan? Ini maksudnya apa? Betul kalau yang dimaksudkan adalah jodoh dan kematian sudah di tangan Tuhan. Tapi jodoh itu harus diambil sementara ajal itu diberikan. Memangnya kalau kamu bersemedi di kamar alias menjadi jomblo pingit, terus jodohmu datang dari celah-celah ventilasi? Kan enggak. Harus bisa bedain dong. Ini yang suruh jawab begitu belajar agama di mana?

Jadi jodoh tidak cocok kalau dianalogikan dengan kematian. Ia lebih cocok dibandingkan dengan salat. Toh kamu salat di awal waktu atau di menit-menit injury time juga sudah dituliskan di Lauhul Mahfuzh. Sama halnya dengan kamu nikah di usia muda atau sudah berkepala tiga. Hanya saja, kamu bisa pilih. Mau salat awal waktu atau di injury time? Mau nikah muda atau nikah tua? Itu saja.

Karena itu juga, kepada bapak-bapak, kalau ketemu anak muda yang tidak salat, katakan kepada mereka: “Salatlah kamu sebelum kamu disalatkan”. Tapi kalau ketemu jomblo yang belum menikah, katakan: “Menikahlah kamu sebelum kamu menikahkan”. Save Jomblo!

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com