Jangan gugat Israel!
Kalau kau
takut timah panas yang menembus kening tak memeduli tuan. Bukankah kau masih
punya anak dan istri, sanak saudara dan kerabat, harta-harta yang mungkin tak
seberapa tapi berharga? Menggugat Israel berarti mengantarkan nyawa cuma-cuma.
Bukankah kau lebih mencintai hidup daripada kematian. Rasa takut berlebihan
pada kematian membuatmu bungkam akan keadilan dan kebenaran. Padahal Palestina
tak butuh pun ragamu yang ringkih tanpa kekuatan. Mereka hanya butuh empati.
Itu saja. Lagipun rasa empati itu bukan untuk serdadu militan Izzudin
Al-Qassam. Cukup kau berikan pada masjid Al-Aqsa yang mulai hilang rupa.
Kau takut
kematian? Padahal sejatinya kau telah mati. Mati rasa karena hatimu tak lagi
peka pada derita muslim Palestina. Hatimu telah mati meski ragamu berjalan
melenggang di bumi damai Ibu Pertiwi. Kau layaknya mayat yang berjalan.
Yakinlah, tak ubahnya fajar yang hadir setelah pekatnya malam terlampaui,
begitulah palestina akan tegak berdiri saatnya nanti meski tanpamu. Tapi yang
paling menyedihkan adalah saat kau ditanya di yaumil akhir nanti tentang apa
yang telah kau perbuat untuk menjagai kiblat suci umat Islam pertama – Al-Aqsa,
apa yang kan kau jawab? Sedangkan setetes air mata tak pernah mengalir di pipi
halusmu. Sedekah dan infaq yang diberipun tak seberapa dan tak jarang karena terpaksa.
Kerap pula kau latah membebek media dan ikut menyalahkan Palestina.
Jangan gugat
Israel!
Biarkan
gedung-gedung itu roboh. Biarkan anak-anak Palestina tergelepar menjemput maut
di ujung senapan serdadu bengis nan pengecut. Biarkan raungan tangisan ibu-ibu
mengiring kepergian putra-putri mereka. Biarkan para bapak dipukul, dibakar, ditanam
hidup-hidup di tanah air mereka sendiri. Kesalahan terbesar mereka adalah memilih
untuk tetap beriman pada Allah. Harusnya mereka sepertimu yang berpura-pura
saja beriman. Ikuti saja kemauan mereka kaum pembangkang para Rasul. Pasti takkan
ada pertikaian bukan? Jika pun harus menggadaikan agama untuk mengamankan diri,
lakukan saja itu. Begitu kan?
Jangan gugat
Israel! lebih baik salahkan saja Palestina. Kenapa mereka begitu kokoh dan
tegar. Kenapa mereka begitu rindu akan kesyahidan.
Jangan gugat
Israel! lebih baik tangisi kepergian nuranimu.
Jangan gugat
Israel! gugat saja kekeringan jiwamu.
Jangan gugat
Israel! jika jiwamu pengecut!
Jangan gugat
Israel! bukankah cinta adalah kosa kata yang telah lama hilang dari dalam
jiwamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar