/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Tirani Napoleon dan Hidayah

Published On: 00.59.00 By : Unknown In :
SekolahMurabbi.com -



Sekelumit kisah ini hadir tidak terduga. Hanya bermodal satu inspirasi, saya kembali menuliskan beberapa paragraf, berharap menyisakan kebaikan dan kebermanfaatan.
Siapa yang tidak kenal dengan Napoleon Bonaparte? Ahh, barangkali kita pernah mendengar namanya, walau hanya satu kali. Sekalipun belum, itu artinya tulisan ini yang akan mengenalkannya pada kalian semua.
Lantas apa kaitan Napoleon dengan Mekanisme Hidayah? Simak dulu kisahnya….!!!

***
Napoleon adalah adalah sang tiran yang berhasil berekspansi hingga ke Rusia. Kebayang ya bagaimana luasnya Rusia, dan mampu ia kuasai bersama pasukannya. Ibaratnya, ia adalah Firaun di Benua Eropa. Napoleon berangkat dari Paris, ia bahkan hampir menguasai seluruh benua Eropa dan terus bervisi untuk memperluas wilayah kekuasannya. Hingga suatu hari perang di Uni Soviet terjadi antara pasukan Napoleon dengan tentara Rusia. Kemenangan sedang tidak berpihak di tangan kanan Napoleon. Ia dan pasukannya harus melarikan diri dari Rusia.

Salju yang lebat menyelimuti Rusia, sebelum berangkat Napoleon sudah menjelaskan kepada pasukannya untuk bersiap dan membawa bekal serta pakaian tebal untuk berlindung dan bertahan dari badai salju yang sangat hebat di Negara Rusia. Ternyata, tentaranya tidak terlalu menggubris arahan dari panglima Napoleon. Ada sejumlah tentara yang harus menyerah di tengah badai salju dan mati mengenaskan dalam balutan salju. Sejumlah tentara juga ada yang semakin melemah dan berhenti mengendarai kuda. Lantas tindakan apa yang Napoleon lakukan untuk membawa pulang pasukannya? Ternyata ia justru memerintahkan pasukan yang sudah lemah untuk membuka bajunya dan diserahkan kepada pasukan lain agar mereka mampu bertahan sampai berpulang ke Prancis. Pilu. Pastinya. Betapa kematian mereka hanyalah untuk menyelamatkan pasukan lain, berikut dengan visi kekuasaan yang bertepuk sebelah tangan.

Satu hal yang menarik adalah tentang lemahnya pasukan yang dipaksa oleh Napoleon untuk menyerahkan baju mereka kepada pasukan yang masih bertahan. Hal ini menunjukkan bahwa yang lemah tidak perlu ditunggu kuat. Lemah adalah faktor kemalasan yang telah menggerogoti jiwa seorang manusia. Tiadalah obat bagi sesuatu yang dinilai malas. Lebih baik fokus pada mereka yang lebih kuat dan serius berjuang.

Hal seperti ini hampir serupa dengan mekanisme hidayah. Tentu kalian sering mendengar bahwa hidayah itu harus dicari, bukan ditunggu. Perkataan bijak ini mengadung makna benar hampir seratus persen. Apapun jenis pergerakan yang kita lakukan, fokuslah pada orang-orang yang masih kuat dan mau berjuang. Maka tinggakan mereka yang senantiasa mengeluh dengan sejuta alasan. Akan sangat membuang waktu bila fokus kita terbagi, akan membuat jiwa ini lara dan berakhir merana dalam kekalahan.

Sudah begitu banyak yang mungkin kita temui, atau bahkan kita pernah menjadi bagian dari orang-orang mengeluh dan menyerah. Semoga Allah mengampuni kita. Allah dan Rasul-Nya begitu cinta pada hamba-hamba yang kuat dan beriman. Orang-orang yang amanah adalah tanda kebaikan iman dan kesempurnaan islam di dalam dadanya. Lantas, apakah kita mau menjadi sekelompok yang dibenci Allah? Mari kembali dan perbaiki diri.

Saya bergitu tertegun ketika mengetahui salah seorang teman saya ketika saya duduk di bangku SMP, kini telah menjadi pribadi yang lain, tentu ke arah yang lebih baik. Tipe yang dulunya supel dan bahkan pergaulan yang tergolong bebas, tapi kini berganti sebaliknya. Berubah 180 derajat. Pertanyaan saya, apakah ini kebetulan??? Tentu TIDAK…..!!!

Setiap masa ada orang-orangnya. Pedih bukan membaca kalimat ini? Lebih buruk lagi kalau justru kita bukanlah orang-orang yang dinilai baik dan bertanggung jawab atas amanah kebaikan. Setiap tujuan baik harus disegerakan. Sungguh tidak ada kerugian atasnya. Maka, bersegera kepada kebaikan itu adalah kewajiban. Memperbaiki diri adalah keharusan. Atas dasar apapun, kita adalah pilihan. Sungguh kerdil rasanya bila kita menistakan kehidupan. Bersiaplah menyambut masa depan…!!!!


*Penulis terinspirasi dari seorang teman SMP yang dulunya anti soal organisasi, tidak termasuk peduli apalagi tema religi. Justru hari ini penulis menyaksikan bahwa ia adalah sosok yang telah berganti menjadi pejuang dakwah garis depan di sebuah kampus di Aceh. Penulis seratus persen tertegun, dan berucap syukur sepenuhnya. Begitulah Allah telah membiarkan ia menjemput hidayah dan memelihara kebaikan atasnya. Sungguh setiap masa ada orang-orangnya. Amanah adalah sebuah keniscayaan, maka biarlah ia menetap sebagai bunga kehidupan.

Darussalam, 19 Agustus 2016
Muhammad Reza
 

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com