Monumen gua Ashabul Kahfi |
SekolahMurabbi.com - Ada dua perjalanan penting hamba-hamba
pilihan yang dikisahkan secara berurutan oleh Allah swt. dalam surat Al-Kahfi.
Perjalanan pertama adalah perjalanan Nabi Musa as. bersama muridnya, Yusya’ bin
Nun, mencari ilmu. Perjalanan kedua adalah perjalanan sang raja Dzulqarnain,
seorang raja yang Allah telah memberi kekuasaan kepadanya dan dimudahkan
baginya jalan untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkannya (Al-Kahfi: 84).
Perjalanan kedua ini bisa disebut perjalanan mengaplikasikan ilmu atau
perjalanan amal sebab sang raja melakukan banyak perbuatan kebaikan sesuai ilmu
yang dimilikinya.
Dua kisah ini terasa tidak asing di
telinga sebab hampir setiap Jumat kita selalu membacanya. Lalu apa ibrah
yang bisa kita ambil dari pengisahan kehidupan dua manusia hebat ini?
Ilmu Dulu Sebelum Amal
Allah mengisahkan kisah Nabi Musa
as. terlebih dahulu sebelum Dzulqarnain. Ini seolah-olah memberitahu kita untuk
memiliki ilmu terlebih dahulu sebelum beramal.
Ilmu Tidak Mengenal Batasan Apapun
Perjalanan mencari ilmu dalam surat
Al-Kahfi diperankan oleh Musa as. yang seorang Nabi. Artinya, seorang nabi
sekalipun masih dibebankan oleh Allah swt. untuk menuntut ilmu. Apalagi kita.
Kapan Beramal?
Kisah Dzulqarnain yang
mengaplikasikan ilmu diceritakan oleh Allah swt. persis setelah Nabi
Khidir mengajari Nabi Musa ‘alaihumassalam.
Tanpa diselingi topik apapun. Ini seperti isyarat bahwa ilmu yang sudah
dituntut langsung diterapkan. Jadi tidak tepat bila ada yang berpendapat harus jadi
ulama dulu baru boleh berdakwah. Dan sebagainya.
Tantangan Berilmu dan Beramal
Dalam kisah Nabi Musa as., sang nabi
tidak berhasil sabar sehingga hanya mendapatkan tiga ilmu saja dari Nabi Khidir
as. Adapun Dzulqarnain diuji dengan upah (keuntungan duniawi) atas ilmu/keahlian
yang dimilikinya.
Jelaslah bagi kita bahwa ilmu menuntut
kesabaran dan amal memerlukan niat yang ikhlas dan mantap agar tak tergiur
dengan silaunya harta dunia.
Sandaran Ilmu dan Amal
Bila kita membaca hadits yang
panjang tentang mengapa Allah swt. memerintahkan Nabi Musa as. untuk menuntut
ilmu, maka jelaslah itu sebagai teguran karena sang nabi tidak menisbatkan ilmu
yang dimilikinya kepada Allah. Selanjutnya, Dzulqarnain dengan gamblang
menisbatkan apa yang dimilikinya kepada Allah (ayat 95 dab 98).
Demikian beberapa ibrah yang
bisa kita petik dari surat Al-Kahfi. Semoga Allah menguatkan kita menuntut ilmu
dan beramal. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar