SekolahMurabbi.com - Nabi menekankan di beberapa hadis
bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan
air bekas minum kucing karena dianggap suci. Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang
berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa
jilatan kucing.” (H.R AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Kenapa Rasulullah Saw yang buta
baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana
Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis? Berikut fakta ilmiahnya.
Fakta Ilmiah 1 : Pada
kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot
kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia. Permukaan
lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini
bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk
membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang
jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih
yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan
membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.
Fakta Ilmiah 2
: Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai
perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki,
pelindung mulut, dan ekor. Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil
penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan
mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.
Fakta Ilmiah 3: Dan hasil
penelitian kedokteran dan percobaan yang telah dilakukan di laboratorium hewan,
ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih
daripada manusia.
Fakta Ilmiah 4: Zaman dahulu
kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan
selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.
Sisa makanan kucing hukumnya
suci. Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah,
mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat
itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana
sampai kucing itu minum.
Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.”
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah
berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang
suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),” (H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar