Sahabat, apakah kalian ingin menjadi penghuni surga atau neraka? Ketika pertanyaan ini hadir, sudah tentu maka dengan semangat penuh kita akan menginginkan diri kita menjadi bagian penduduk surga. Ya! Benar sekali. Selain mendapatkan rahmat Allah, surga merupakan nikmat Allah yang diinginkan seluruh Muslim. Tidak ada seorang Muslim pun yang menginginkan akhir dari kehidupan akhiratnya dengan menjadi bagian penduduk neraka yang menyala- menyala ( penggambaran neraka berdasarkan beberapa sumber)
Jika
benar kita ingin menjadi bagian penduduk surga nantinya, marilah kita simak
kisah berikut ini:
Suatu
hari Mu’adz mendekati Rasulullah saw, dan beliau pun mendekatinya. Mu’adz pun mengambil
kesempatan ini untuk bertanya kepadanya. Ia menanyakan pertanyaan agung yang
berhubungan dengan akhirat. Dan apakah pertanyaannya?
Mu’adz
berkata, “Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dapat mendekatkanku
ke surga dan menjauhkanku dari api neraka.”
Rasulullah
saw bersabda, “Mu’adz, yang kau tanyakan adalah perkara besar.” Ya, ini merupakan pertanyaan yang paling besar
dalam sejarah manusia, dan atas alasan inilah juga para ulama menjadikan hadits
ini sebagai asas amal ibadah, bahkan Imam An-Nawawi juga memasukkan hadist ini
sebagai satu diantara hadist-hadist pilihan dalam kitab Al-Arba’in
an-Nawawiyah.
“Hendaknya
engkau menyembah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan apapun, mendirikan
shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan jika mampu, silakan
melaksanakan ibadah haji, “ terang Rasulullah.
Dan
inilah jawaban atas pertanyaan tersebut. Jawaban yang tidak asing bagi diri
muslim manapun. Kalimat dalam hadist ini mengisyaratkan makna dari risalah Nabi
Muhammad saw, yakni menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mendirikan
shalat, membayar zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji.
Kemudian
Rasulullah saw melanjutkan
“Maukah
kutunjukkan kepala, tiang, serta puncak perintah kepadamu? Kepalanya adalah
Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah. Maukah
kutunjukkan kepada kalian pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah tameng (artinya pemelihara
dari api neraka, siksa, aib, dan kerusakan)sedekah itu memadamkan kesalahan,
dan shalat di tengah malam,” dan Rasulullah pun membacakan sebuah ayat.
“Lambung
mereka jauh dari tempat tidur, sedang mereka berdoa kepada Tuhanmu dengan rasa
takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan
kepada mereka. “ (As-Sajdah 32 : 16)
Dan
Rasulullah kembali bertanya
“Mu’adz,
maukah kutunjukkan kepadamu poros semua amalan tersebut?
“Tentu
saja, Rasulullah.”
“Jagalah
ini,” kata Rasulullah saw sambil menunjuk pada lidahnya.
“Rasulullah,
apakah kita akan disiksa karena ucapan kita?”
“Mu’adz
sungguh ibumu telah kehilanganmu, bukankah sebagian besar manusia dimasukkan
kedalam neraka karena lidah mereka? Bukankah manusia diseret ke dalam neraka
diatas leher atau hidung mereka dikarenakan perkataan mereka?” (HR.
At-Tirmidzi)
Sahabat,
inilah hadist agung yang merupakan jawaban atas pertanyaan mengenai jalan
menuju surga yang ditanyakan Mu’adz. Apakah jawaban ini hanyalah untuk Mu’adz? Tidak!
Sesungguhnya tidak. Jika Mu’adz saja, sahabat Rasul yang shaleh membutuhkan
jawaban ini, bukankah Muslim zaman ini lebih membutuhkan jawaban ini?
Kesimpulannya,
jalan menuju surga sudah terangkum dalam sabdanya yang berbunyi, Hendaknya
engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan apapun. Dan sabda
inilah yang beliau wasiatkan agar dipegang teguh oleh manusia.
Sahabat,
Siapkah kita menjadi penghuni surga? Karena setiap kita sejatinya mampu dan
bisa untuk menjadi penghuninya, penerima anugerahnya tersebut dengan
menyembah-Nya dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun. (sumber kisah : "Bertaubatlah Agar Menang Dunia Akhirat", DR.'Aidh Al-Qarni)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar