SekolahMurabbi.com - Seluruh manusia dilengkapi dengan sebuah organ yang cukup vital yang dengannya suasana bahagia, sedih, marah, luka, nelangsa, iba, menjadi gumpalan yang akhirnya membentuk makhluk pemilik perasaan. Organ itu bernama hati.
Banyak hal akan membuat kita sakit
hati. Mendengar orang lain melecehkan, dibohongi teman, dikhianati pasangan,
pendapat tak didengar dalam rapat, tidak dihargai pekerjaannya, dicibir orang,
dibuka aibnya, diputusin pacar.
Perlu diperiksa dengan teliti apakah
anda adalah orang yang mudah sakit hati. Biasanya, orang yang mudah sakit hati
ini akan terlihat dari produknya berupa omongan. ‘Itu tetangga sebelah, saya
sih enggak masalah, tapi dia merendahkan saya dan keluarga. Saya gak terima!’
Orang sakit hati akan menceritakan
kepada semua orang yang dia temui tentang kekesalannya pada orang lain. Dia akan
menggerutu. Sesekali dia akan bertindak tak jelas.
Hidup di dalam dakwah itu nikmat. Bila
kita menghibahkan hidup untuk dakwah maka tak ada kata sakit hati di dalamnya. Harus
begitukah? Harus!
Jika sakit hati diperbolehkan, maka
yang pertama kali akan sakit hati adalah nabi kita, Muhammad SAW. Terbayang bagaimana
perihnya luka hati Rasulullah saat sanak keluarganya sendiri menjadi penghasut.
Menyebarkan beragam kabar negatif yang kesemua itu adalah kebohongan pada
seluruh orang.
Rasulullah harusnya sakit hati saat
kepalanya dilumuri kotoran unta dikala shalat. Rasulullah harusnya sakit hati
saat kebaikannya menyuapi nenek tua yang yahudi di sudut kota dibalas dengan
cercaan tak terperi.
Begitulah Rasulullah mengajarkan kita
agar tidak sakit hati. Apatah lagi kita sesama muslim dan sesama muslim itu
bersaudara. Kita berukhuwah. Jadi, jangan sakit hati dan jangan pernah menyakiti
hati orang lain. Bersabarlah dalam ujian.
“Dan janganlah kamu ikuti setiap
orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela. Yang kian ke mari
menghambur fitnah.” (QS. Al-Qalam: 10-11)
“Dan balasan suatu kejahatan adalah
kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka
pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang
yang zalim.” (QS. Asy Syura: 40)
“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah
orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang
bodoh.” (QS. Al-A’raaf: 199)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar