SekolahMurabbi.com - Sudah masuk bulan Februari, ada yang istimewakah?
Tidak, bila kita, anak bangsa ini, tetap memegang adat istiadat dengan baik. Sungguh ironi bangsa ini ketika menyaksikan masyarakatnya, pemuda-pemudi tidak bangga dengan budayanya sendiri.
Tidak, bila kita, anak bangsa ini, tetap memegang adat istiadat dengan baik. Sungguh ironi bangsa ini ketika menyaksikan masyarakatnya, pemuda-pemudi tidak bangga dengan budayanya sendiri.
Valentine Day,
misalnya, yang selalu diperingati setiap tanggal 14 Februari. Hari yang selalu
orang katakan sebagai hari kasih sayang. Padahal sejarah asal mula tentang hari
ini tidak ada yang valid. Dalam buku “Valentine Day, Natal, Happy New
Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar,
2005) dikatakan beberapa hal mengenai asal-usul Valentine antara lain:
1. Kisah populer Santo Valentine yang mati pada 14 Februari
269 M.
2. Pandangan Tradisi Roma kuno bahwa pertengahan bulan
Februari adalah periode cinta dan kesuburan.
Dari dua hal di atas tetap saja ada banyak silang pendapat
antara sejarawan tentang hari kasih sayang ini. Padahal menurut survei yang
pernah dilakukan hanya 6% saja yang mengatakan bahwa hari Valentine adalah hari
paling romantis.
(http://www.solopos.com/2016/02/05/valentines-day-ternyata-hanya-6-persen-yang-anggap-hari-valentine-romantis-688095)
Lagi-lagi kenapa saat ini para pemuda-pemudi bahkan
anak-anak SD dan SMP (di bawah umur) ikut-ikutan merayakannya, ikutan
mengatakan hari romantis, hari berbunga? Inilah yang disebut ghawzul fikri , perang pemikiran. Mereka menjadi
korban karena terus menerus diberikan sesuatu yang salah dan melanggar namun
dikemas hingga (dianggap) menjadi sebuah kebenaran.
Valentine's Day adalah salah satu dari ghawzul fikri. Padahal dari semua ini hanya
akal-akalan para perusak agama untuk menjauhkan pemuda-pemudi Islam dari
agamanya. Para perusak moral ini mengkampanyekan bahwa inilah saat yang tepat
mengungkapkan cinta dengan cara apapun. Dimulailah dengan memberikan diskon
pada penginapan untuk pasangan muda-mudi, terjadilah pesta-pesta amoral, seks
bebas, pesta miras dan kemaksiatan di mana-mana.
Bahkan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) sudah
mewanti-wanti kepada khalayak terutama kepada para pebisnis perhotelan dan
makanan (coklat) untuk tidak memberikan kemudahan kepada anak-anak belia yang
belum menikah melakukan hal-hal yang tidak terpuji.
Tetap saja pasti akan ada yang berusaha merusak moral
bangsa ini. Sebagai masyarakat yang paham akan bahayanya ini tentu saja
berusaha untuk menjelaskan kepada mereka buruknya perilaku seperti itu. Bahkan
kita dapat mengubah perayaan itu dengan perayaan lain yang lebih bermanfaat
untuk meng-counter, misal yang telah dilakukan oleh FSLDK (Forum Silaturrahim
Lembaga Dakwah Kampus Indonesia), komunitas hijab serta komunitas lain yang
peduli akan bangsa ini dengan membuat hari Hijab Day pada tanggal 14 Februari.
Maka terbentuklah Gerakan Menutup Aurat (GEMAR) yang sudah dilaksanakan 2 tahun
belakangan.
Bergabunglah dengan
orang-orang yang baik dan berusaha mengajak orang kepada kebaikan pula.
Bergabunglah dengan mereka yang peduli kepada masa depan bangsa ini.
Banda Aceh, 5 Feb 2016
Pemuda Peduli Bangsa
Pemuda Peduli Bangsa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar