SekolahMurabbi.com - Saya
mengenal kata tarbiyah semenjak pertama kali masuk kuliah di Universitas Hasanuddin Makassar. Saya
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masjid di fakultas saya, Masjid Darul
Ilmi (MDI) fakultas ekonomi. Nama
kegiatannya adalah pengembangan Karakter
Religuis (PKR). Kegiatan ini diadakan khusus bagi mahasiswa baru fakultas
ekonomi dan merupakan program kerja tahunan dari MDI. Kegiatannya berlangsung
selama dua hari, sabtu dan minggu. Melalui kegiatan ini saya mulai mengenal
banyak teman yang awalnya tidak saya kenal sebelumnya. Begitu pun dengan
kakak-kakak dari fakultas ekonomi, beberapa orang sudah saya kenal. Saya merasa
senang mengikuti kegiatan tersebut. Kakak-kakaknya sangat baik, bahkan sering
membantu saya saat mengalami kesulitan seperti dalam hal peminjaman buku,
mengajar kami apabila ada mata kuliah yang kurang di mengerti, bahkan dalam hal
mencari tempat tinggal (kos-kosan) karena pada saat itu saya masih mahasiswa
baru (MABA), belum tahu apa-apa tentang daerah Makassar.
Catatan: Artikel ini adalah karya peserta pada lomba menulis inspiratif Sekolah Murabbi beberapa waktu lalu.
Setelah
kegiatan tersebut selesai, seluruh maba yang mengikuti kegiatan tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok, sesuai dengan jurusannya masing-masing untuk
mengikuti tarbiyah. Awalnya saya bingung, tarbiyah itu apa sih? Ternyata
tarbiyah itu semacam pendidikan agama yang sifatnya informal dan tidak mengenal
usia, walaupun kita sudah tua, kita tetap bisa ikut tarbiyah Saat itu kelompok
tarbiyah saya berjumlah 10 orang. Kami dibagi sesuai dengan jurusan supaya
mudah dalam menentukan waktu untuk tarbiyah. Setelah waktu telah ditentukan dan
telah disepakati bersama oleh murobbiyah, tarbiyah pun mulai berjalan. Awalnya
semua hadir tapi seiring dengan berjalannya waktu, satu per satu telah
menghilang hingga akhirnya sampai sekarang tinggal 5 orang yang bertahan yaitu,
saya (Nurjannah R), Nurul Fatmawati (Nakibah kami J), Nurhasanah, Marwa Sari, dan Khairunnida.
Saya
mengikuti tarbiyah sudah 2 tahun. Sejak mengikuti tarbiyah, sedikit demi
sedikit sudah ada perubahan, mulai dari segi pakaian, akhlak, dan dalam hal
ibadah. Awalnya saya orangnya suka pakai celana, namun sekarang saya sudah
berkomitmen untuk pakai rok sampai akhir hayat. Kemudian dari segi akhlak, dulu saya sering bergaul dengan
laki-laki, ngumpul dengan teman untuk bergosip, namun sekarang itu sudah diminimalisir dan berusaha untuk menghindari, kalau ada waktu kosong di isi
dengan hal-hal yang bermanfaat seperti mengaji, belajar, membaca dan hal
positif lainnya. Selanjutnya dalam hal ibadah, Alhamdulillah sudah memiliki
ibadah andalan (hehe), sudah mulai mengamalkan ibadah sunnah seperti puasa sunnah,
sholat lail, sholat dhuha, jadi tidak hanya wajib saja yang dikerjakan. Semua
ini saya dapatkan di tarbiyah.
Tarbiyah
itu seru loh. Apalagi kalau sedang MABIT (MAlam Bina Iman dan Taqwa) dengan
Murobbiyah, banyak moment-moment seru yang tidak bisa dilupakan. Kami
serasa bersaudara, tidur bersama, masak-masak bersama, lalu makan bersama,
pokoknya kita semua bagaikan satu keluarga, keluarga tapi tak sedarah. Apalagi baru-baru ini, kelompok tarbiyah saya digabung dengan
teman-teman dari fakultas mipa 5 orang, wah makin rame plus teman baru.
Akan
tetapi tidak sedikit teman-teman saya yang orang tuanya keberatan dengan perubahan
pada dirinya. Contohnya saja dari segi pakaian. Ada salah satu teman saya yang
berniat untuk mau memakai jilbab besar. Tapi
orangtuanya tidak setuju. Karena jilbab besar dikalangan kampung itu
dipandang mainstream. Di kampus saja, banyak teman-teman saya yang takut
ikut kajian islam ataupun seminar-seminar islam jika yang mengadakan kegiatan
tersebut adalah komunitas jilbab besar. Setiap saya mengajak teman saya (non
tarbiyah) untuk ikut kajian, misalnya kajian jumat, ada-ada saja alasan mereka
untuk menghindar.
Dikalangan keluarga saya juga begitu. Mereka kaget melihat saya pakai jilbab
dalam rumah, karena biasanya kalau di dalam rumah saya tidak pakai jilbab.
Kalau ibu saya sih biasa saja melihat saya, tapi bapak, dia menegur saya
katanya tidak usah pakai jilbab kalau dalam rumah, nanti kamu kepanasan bla bla
bla. Dia juga menegur saya pakai rok, apalagi kalau saya pulang kampung dengan
kakak laki-laki naik motor, saya di suruh pakai celana karena kalau pakai rok
naik motor katanya bahaya. Tapi saya diam saja, kelak mereka akan tahu kenapa
saya begini, toh ini juga demi kebaikan keluarga saya jika saya menjaga aurat.
Ini cuma masalah kecil. Tidak sebanding dengan teman-teman lain yang
katanya sampai dicoret dari anggota
keluarganya dan tidak dibiayai lagi kuliahnya karena menggunakan jilbab
besar (kata Murobbiyah saya). Apalagi di
zaman Rasulullah SAW, lebih parah lagi. Ada Bilal yang di tindih batu karena
mempertahankan keyakinannya, ada yang anaknya dilemparkan ke dalam air yang
mendidih karena mempertahankan keyakinannya, kalau tidak salah namanya Masita.
Luar biasa! Jadi tetap istiqomah. Penderitaan yang kita hadapi dalam
mempertahankana keyakinan menegakkan agama Allah SWT tidak sebanding dengan
yang dirasakan oleh para sahabat Rasulullah SAW.
Oleh karena itu, sangat merugilah orang-orang yang hanya menuntut
ilmu dunia saja tanpa menuntut ilmu agama. Apalagi menuntut ilmu agama itu gratis loh di
kampus saya. Saya sangat bersyukur bisa menuntut ilmu di Unhas. Meskipun Unhas
bukan universitas yang berlabel islam tapi masya Allah banyak organisasi dan
kegiatan islami di dalamnya, jadi, tinggal kita bagaimana membangun kesadaran
masing-masing, karena kalau bukan dalam diri kita untuk mau berubah, maka tidak
akan berubah.
Terima kasih Murobbiyahku, telah membimbing kami dengan sabar dan
ikhlas ke jalan yang diridhoi oleh Allah. Semoga Allah membalas semua
jasa-jasamu dengan surga-Nya. Engkau korbankan waktu dan tenagamu demi ingin
melihat kami menjadi lebih baik, ilmu yang engkau salurkan begitu bermanfaat.
Terima kasih ya Rabb telah mengirimkan sosok Pembawa Cahaya dan mempertemukan
kami dalam majelis ilmu. Semoga saudara muslim dan muslimah yang lain juga bisa
merasakan nikmat tarbiyah.
Membumikan islam di kampus Merah. Utamakan dakwah, kuliah,
berprestasi!!
*Nurjannah R
*Nurjannah R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar