/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

Melampaui Kata-kata

Published On: 11.00.00 By : Unknown In :
Senad Hadzick, pria Bosnia yang berjalan kaki ke Mekkah sejauh 7.500 km (Sumber gambar: kabarmakkah.com)

SekolahMurabbi.com - Ketika jiwa-jiwa terpanggil, kadang suasananya terlihat aneh. Bahkan bagi mereka yang tak merasa terpanggil, ini lebih tepat dikatakan konyol.

Lihatlah Hanzhalah, pengantin baru yang baru saja menikmati malam pertamanya. Ia bahkan tak sempat menyucikan diri dari janabah ketika panggilan untuk bertempur di Uhud datang. Perang!

Lihatlah mereka yang meninggalkan hangatnya selimut dan menerobos dinginnya malam untuk bermesra dengan Rabb mereka. Sekejap saja, mereka sudah larut dalam ayat demi ayat, doa demi doa dan bulir demi bulir air mata.

Lihatlah hujaj, mereka yang berbondong-bondong menunaikan rukun Islam yang kelima. Ada banyak pengorbanan yang mereka tempuh demi memenuhi panggilan ini. Ada pemulung yang rela menabung bertahun-tahun. Di negara kita, jamaah rela mengantri sampai 10 tahun lebih sebab kuota yang terbatas. Masya Allah!

Di antara sekian banyak kisah menakjubkan seputar haji, mari kita ambil satu saja. Muhammad Zafar Quadri namanya. Ia menyedot perhatian dunia pada 2001 lalu ketika menempuh perjalanan sejauh 18.000 km untuk menunaikan haji. Lelaki tua itu melakukannya dengan berjalan kaki selama hampir dua tahun!

Betapa aneh fenomena ini. Betapa yang dilakukan oleh jiwa-jiwa yang memenuhi panggilan itu tidak logis, pilihan yang—mungkin terlihat—bodoh dan merugi. Hanzhalah bin Abu Amir melepaskan dekapan istri yang hangat untuk menyambut kematian di medan perang. Zafar Quadri menghabiskan 4.000 dolar Amerika, bertarung dengan garangnya gurun, liarnya hutan, dan galaknya petugas perbatasan negara untuk sekedar menunaikan haji—dan setelah itu ‘tidak’ mendapat apa-apa. Mereka yang “lambungnya jauh dari tempat tidur” rela memutus mimpi dan tidur yang nikmat untuk kemudian ‘hanya’ bermunajat di atas selembar sajadah.

Betapa membingungkan apa yang mereka lakukan!

Tapi mari menengok ke sisi lain dari dunia ini. Kita sering menemukan pendaki-pendaki gunung yang menghabiskan banyak energi dan waktu demi berhasil menaklukkan puncak gunung. Everest, puncak tertinggi Himalaya, telah lama menjadi destinasi favorit para pendaki. Tak sedikit yang mengorbankan nyawa untuk itu.

Atau para miliarder yang rela menawar sebuah lukisan antik dengan harga tertinggi. Atau pesta kembang api pembuka tahun yang meriah menghabiskan dana yang tak sedikit. Dan banyak lagi.

Apa yang dicapai setelah itu? Kepuasan yang susah digambarkan dengan kata-kata.

Setelah membandingkan kejadian-kejadian di atas dengan tiga fenomena di awal tulisan, maka seakan kita menemukan secuil jawabannya. Secuil saja sebab motivasi spiritual yang menggerakkan jiwa-jiwa mukmin jauh lebih dahsyat. Ada kepuasan yang lebih tak tergambarkan, kepuasan yang jauh melampaui kata-kata, daripada sekedar berdiri di puncak gunung, menatap lukisan seni antik nan estetis atau menikmati gemerlapnya letusan kembang api di udara. Percayalah! (yf)

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com