SekolahMurabbi.com - Judul di atas terkesan vulgar. Tapi percayalah, beberapa orang kerap melontarkan kata ‘gatal’ kepada mereka yang memutuskan untuk segera menikah di usia muda. Seolah-olah tak sanggup menjaga nafsu. Seolah-olah tiada lagi benteng iman di dalam dada mereka.
Tidak benar seseorang dikatakan pemuda tangguh bila dalam
waktu yang sangat lama ia sanggup hidup sendiri. Itu bukan prestasi. Dan tak
layak dinikmati. Allah tak sedang bercanda dengan firmannya, ‘Dan kawinkanlah
orang-orang yang sendirian diantara kamu... (24:32)’. Rasul pun tak sedang asal
ajak para pemuda untuk segera menikah. Terkait hal ini, hadits yang berhubungan
dengan anjuran menikah dan larangan membujang tidak sedikit jumlahnya.
Tak pantas siapapun melontarkan kata gatal untuk mereka yang
berusaha untuk menikah diusia muda. Tidak pantas! Meski dengan bahasa yang
lebih halus. Tak jarang bahkan sumbunya adalah dari orang-orang yang telah berhasil
melewati masa muda yang getir. Alih-alih merespon positif saat mendengar ada
yang berucap ingin menikah, kita malah mematahkan semangat dan membiarkan para
pemuda hidup hampa dalam waktu lama. Hati-hati dengan komentar!
Ya, kita memang harus realistis mengatakan bahwa berumah
tangga tidaklah semudah dan senikmat yang dibayangkan. Tetapi, tidak menjadi elok
juga bila pada akhirnya terjadi akumulasi kengerian bertengger di benak seseorang
hingga membuatnya menunda apalagi berhenti melangkah. Penyebabnya,
komentar-komentar yang tak sedap, ‘Ngapain
cepat-cepat nikah. Gatal kali kamu. Kalau ngerti agama harusnya bisa tahan
nafsu. Puasa. Kamu pikir kehidupan berumah tangga gampang, susah tau! Belum
lagi ngurus ini ngurus itu bla bla bla...’
Lihatlah bagaimana rasul utarakan motivasi menikah kepada
segenap pemuda dalam tutur kalimat yang bijak, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, ia berkata,
“Kami pernah bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai
kelompok pemuda yang tidak mempunyai apa-apa.” Beliau bersabda, , “Wahai para pemuda, barangsiapa
sudah memiliki kemampuan, maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat
meredam keliaran pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa yang belum
mampu, hendaknya ia berpuasa, sebab puasa adalah sebaik-baik benteng diri.” (HR. Bukhari-Muslim) Bandingkan dengan
komentar sebelumnya. Pilihlah kata-kata.
Para sahabat
Nabi saat kali pertama mereka mendengar perkataan Rasulullah langsung berupaya
memenuhinya. Tersebutlah sahabat Abdullah bin Amru bin Ash, Abu Usaid As-Sa’di, Jabir
bin Abdillah bin Amru bin Haram, Usahamah bin Zaid, Umar
bin Abi Salamah, Abdullah bin Abi Hadrad. Para pemuda tersebut segera
menunaikan wasiat Rasulullah, betapapun kondisi sulit yang tengah mereka
hadapi. Kitab-kita sirah menceritakan untuk kita contoh-contoh pernikahan dini
mereka.
Karena dunia sudah dipenuhi keliaran yang menginjak-injak norma dan etika. Dimana orang baik-baik bahkan terseret dan tak bisa terbebas dari perilaku zina. Sulit sekali rasanya. Maka, kepada mereka yang berusaha meredam gejolak syahwatnya lewat jalan menikah dengan segera. Ucapkanlah selamat! Jangan bibir menjadi gatal berbicara entah apa-apa.
Karena dunia sudah dipenuhi keliaran yang menginjak-injak norma dan etika. Dimana orang baik-baik bahkan terseret dan tak bisa terbebas dari perilaku zina. Sulit sekali rasanya. Maka, kepada mereka yang berusaha meredam gejolak syahwatnya lewat jalan menikah dengan segera. Ucapkanlah selamat! Jangan bibir menjadi gatal berbicara entah apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar