/
Artikel Terbaru
Artikel Terbaru ...

The Unpredictable Armies

Published On: 15.52.00 By : Unknown In :
Sumber gambar: suaramerdeka.com
SekolahMurabbi.com - Sulit sekali memikirkan solusi ketika kau terjebak antara lautan luas tak berkapal di hadapan dengan kejaran musuh beraroma kematian dari belakang. Bani Israil, kala itu dipimpin oleh Nabi Musa as, mungkin mengira perjuangan mereka akan berakhir di pantai laut Merah. Perkiraan yang sangat masuk akal itu terbantahkan setelah Allah perintahkan sang Nabi untuk membelah laut dengan pukulan tongkatnya. Kemudian hanya ada keajaiban yang tidak masuk akal. Air tidak hanya menyelamatkan Bani Israil dari kisah tragis tapi juga mencabut nyawa Firaun dan bala tentaranya yang sadis bengis.

Ketika sepasukan besar pimpinan Abrahah menyerbu Makkah, Abdul Muthalib yang menjaga Ka’bah hanya bisa pasrah. Wajar kalau ia berpikir bangunan bersejarah itu sebentar lagi akan rata dengan tanah. Lalu Allah mengirim burung-burung yang membawa batu dari sijjil.

Dalam musim dingin yang amat sangat, musuh bersiaga di depan menanti-nanti kelengahan penjagaan sementara kau diliput rasa takut dan lapar karena sekutu perangmu berkhianat; apa yang bisa kaulakukan? Para sahabat Rasulullah di masa perang Khandaq tak bisa berbuat banyak. Beberapa mulai tumbang berguguran karena kelaparan. Siapa yang menjadi juru selamat? Pasti Allah Yang Maha Perkasa. Badai dingin tiba-tiba saja bertiup memporakporandakan kemah-kemah Quraisy dan Ghatafan. Kaum yang ingkar itu luluh lantak.

Ketika usaha sudah maksimal dan kemudian hanya ada jalan buntu kautemui di sana, serahkan saja semuanya pada Allah. Ketika tawakkalmu benar, Allah akan mengirimkan bala bantuan yang tak terlihat, tentara yang tak disangka-sangka.

Hari-hari ini, kita ditunjukkan pada sebuah pemahaman bahwa siapapun yang menguasai media, ia telah memiliki segalanya. Lalu dengan segala kecongkakannya, ia seolah bebas melakukan apa saja. Menghina, menghardik, mencaci siapapun yang berseberangan.

Di hadapan kekuatan raksasa yang dimilikinya itu, kita kemudian merasa kecil sekali. Upaya kita meluruskan berita yang disimpangsiurkan, hoax-hoax yang bertebaran, hasil survei bayaran dan fitnah-pelecehan-caci-maki yang gencar seperti mencelupkan setetes air di lautan. Rakyat yang sudah terbiasa serba instan cenderung mengasup informasi dari media-media kelas satu yang dulunya kredibel.

Berhentikah kita?

Melihat Musa yang baru berhenti ketika sudah tak bisa lagi meneruskan perjalanan, Abdul Muthalib yang baru pasrah setelah upayanya sia-sia, para sahabat Rasulullah yang terus bersiaga sampai ajal tiba; rasanya perjuangan kita belum seberapa. Sebelum seluruh akses diblokir, tangan kaki dibelenggu, mulut-mulut dibekap, dan tubuh-tubuh dipenjara; kita masih punya kewajiban untuk berjuang.

Tentang Penulis

Komentar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sekolahmurabbi.com

Sekolahmurabbi.com adalah Media Informasi Keislaman yang dikelola oleh anak-anak muda.
Sekolahmurabbi.com menyajikan artikel dan informasi dasar-dasar keislaman yang dibutuhkan bagi para murabbi dan mutarabbi.

© | About Us | Kirim Tulisan | The Team | Contact Us | Privacy Policy | Disclaimer
Design by Hasugi.com