Sumber gambar: suaramerdeka.com |
Ketika sepasukan besar pimpinan Abrahah
menyerbu Makkah, Abdul Muthalib yang menjaga Ka’bah hanya bisa pasrah. Wajar
kalau ia berpikir bangunan bersejarah itu sebentar lagi akan rata dengan tanah.
Lalu Allah mengirim burung-burung yang membawa batu dari sijjil.
Dalam musim dingin yang amat sangat,
musuh bersiaga di depan menanti-nanti kelengahan penjagaan sementara kau
diliput rasa takut dan lapar karena sekutu perangmu berkhianat; apa yang bisa
kaulakukan? Para sahabat Rasulullah di masa perang Khandaq tak bisa berbuat
banyak. Beberapa mulai tumbang berguguran karena kelaparan. Siapa yang menjadi
juru selamat? Pasti Allah Yang Maha Perkasa. Badai dingin tiba-tiba saja
bertiup memporakporandakan kemah-kemah Quraisy dan Ghatafan. Kaum yang ingkar
itu luluh lantak.
Ketika usaha sudah maksimal dan
kemudian hanya ada jalan buntu kautemui di sana, serahkan saja semuanya pada
Allah. Ketika tawakkalmu benar, Allah akan mengirimkan bala bantuan yang tak
terlihat, tentara yang tak disangka-sangka.
Hari-hari ini, kita ditunjukkan pada
sebuah pemahaman bahwa siapapun yang menguasai media, ia telah memiliki
segalanya. Lalu dengan segala kecongkakannya, ia seolah bebas melakukan apa
saja. Menghina, menghardik, mencaci siapapun yang berseberangan.
Di hadapan kekuatan raksasa yang
dimilikinya itu, kita kemudian merasa kecil sekali. Upaya kita meluruskan
berita yang disimpangsiurkan, hoax-hoax yang bertebaran, hasil survei bayaran
dan fitnah-pelecehan-caci-maki yang gencar seperti mencelupkan setetes air di
lautan. Rakyat yang sudah terbiasa serba instan cenderung mengasup informasi
dari media-media kelas satu yang dulunya kredibel.
Berhentikah kita?
Melihat Musa yang baru berhenti
ketika sudah tak bisa lagi meneruskan perjalanan, Abdul Muthalib yang baru
pasrah setelah upayanya sia-sia, para sahabat Rasulullah yang terus bersiaga
sampai ajal tiba; rasanya perjuangan kita belum seberapa. Sebelum seluruh akses diblokir,
tangan kaki dibelenggu, mulut-mulut dibekap, dan tubuh-tubuh dipenjara; kita
masih punya kewajiban untuk berjuang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar